Sabtu, 14 Mei 2011

Gak jelas.

Hey everyone (kalo ada yang baca ini juga) Hahaha.


How's your weekend? How's your holiday?(bagi anak-anak kelas 9 yg lagi nunggu hasil UN)


Mau tau kenapa saya nanya? Gak kenapa-kenapa,cuma pengen nanya doang. Oh,gak apa kan? Gimana saya aja ya. Blog-blog punya saya ini haha. 


Harusnya sih saya udah tidur jam segini,tapi saya tetep aja bangun sambil internetan. Oooh gak ada yang nanya ya? Bae ah,kumaha abdi weh atuh.


Aslina pengen tidur tapi gak mau. Apaan ya maksudnya? Maaf deh,saya emang rada-rada gimanaaa gitu. Gak penting ya? Ah bae,kumaha urang,blog-blog urang ieu. Aduh sagalana meni kumaha urangnya,haha. Lagi galau euh,makanya gini. Gak ada yang nanya lagi ya? Haha kumaha urang weh atuh.


Aduh bosen. Ya udahlah saya mau pergi aja. Oke deh,udahan.
Good night everyone,semoga saya tidak datang ke mimpi kalian yang seharusnya menjadi mimpi indah! Haha you know what I mean! 


Cheers,
Aza. Pemilik sah blog ini.

Kamis, 05 Mei 2011

Chapter 5


Seperti ada yang menarikku dan aku pun terbangun. Ku tatap langit-langit kamarku. Cuma mimpi. Napasku ter-engah-engah,keringatku mengalir deras,dan masih ku rasakan jantung ini berdetak kencang. Aku merasa lelah. Seperti habis berlari. Mimpi itu terasa sangat nyata. 


Saat aku tenggelam,saat air itu masuk ke dalam mulutku,saat ia menatapku.. semuanya terasa benar dan nyata.

***
Aku menatapnya dari bangkuku,apa yang sedang ia lakukan? Melipat-lipat kertas itu... Untuk apa?

"Lihat apa sih?Serius banget?" tanya Dira,teman sebangkuku. Aku menoleh pada Dira dan tersenyum.

"Tristan." jawabku pelan. 

"Oooooh..." balas Dira tersenyum penuh makna.

"Dia lagi ngapain sih?" tanyaku. Dira ikut menatap Tristan,ia bergumam sebentar..

"Melipat kertas,bikin pesawat terbang kali." jawab Dira. Aku mengerutkan kening.

"Pesawat terbang?Masa se-rumit itu?Kayaknya bukan deh," balasku.

"Hmm...mana aku tahu,Nes.. Tanya aja,gih!" ucap Dira.

Aku menatap Dira dengan kedua mata terbelalak.
"Gak,gak mungkin aku tanya langsung kamu tuh...."

"TRISTAN!" Teriak Dira tiba-tiba,refleks aku menutup mulutnya dengan telapak tanganku. 

Ku lihat,Tristan menatapku dengan wajah bingung. Aku cengar-cengir tak jelas lalu membalikkan badanku ke depan. Se-detik kemudian aku beranjak dari bangku dan berjalan keluar kelas. Wajahku panas!

***
"I see you, beside me..
It's only a dream...
A vision of what used to be.."


Tristan muncul di hadapanku,tersenyum. Aha,kau pasti Tristan palsu.

"Ngapain kamu datang lagi?" tanyaku sinis. Senyuman itu hilang,ia menatapku bingung.

"Kamu gak suka?" tanyanya balik.

"Gimana aku bisa suka setelah kamu gak tolongin aku pas aku tenggelam?!" teriakku kesal.

Ia menarik tanganku,entah mengapa rasa amarah itu tiba-tiba lenyap.


"Kalau kamu emang gak suka kehadiranku,berhenti memikirkan dia." ucapnya. Kata-kata itu menggetarkan hatiku   tiba-tiba.


"Berhenti?" tanyaku dengan suara tercekat,rasanya tenggorokanku kering.

"Ya,berhentilah sebelum kamu benar-benar sakit." jawabnya. Aku menarik tanganku perlahan,ia menatapku bingung namun akhirnya melepaskan juga tanganku.


"I doubt." ucapku pelan.

"Kenapa ragu?" tanyanya.

"Aku udah terbiasa untuk memikirkannya,kalau aku berhenti pasti gak bisa...Ya pokoknya gitu,karena aku udah terbiasa." jawabku.


Ia tersenyum,senyum seperti...antara sedih dan bahagia.


"Aku berharap aku bisa menjadi nyata untukmu. Mungkin kamu akan lebih menyukaiku daripada dirinya. Aku yang melihatmu,bukan dia. Aku yang menemanimu,bukan dia. Kamu yakin untuk terus memikirkan dan menyukainya?" tanyanya. Saat ia mengatakan itu,mata biru sapphire-nya menatapku..menyihirku.


Dan aku tersadar dengan satu kejap.

"I will." jawabku.

***
Ah bodoh,bukannya membersihkan kelas,aku malah memikirkan mimpi itu.

Ya,hari ini adalah jadwal piketku. Sebenarnya aku terima-terima saja tugas piket. Tapi,kalau cuma sendiri?! Seperti biasa,teman-teman yang lain kabur. Mereka jahat sekali. Aku juga sebenarnya ingin langsung pulang,tapi ini tanggung jawabku. Yaaa...kalau kelas tidak bersih,besok satu kelas bisa terkena hukuman. Dan aku tidak mau,satu kelas berarti termasuk aku juga. Jadi,aku cari aman saja deh. Untung-untung amal. Kebersihan kan sebagian dari iman ^_^ hehe.

Aku mulai dengan memungut sampah-sampah yang ada di kolong bangku. Wow,sampahnya banyak juga. Ya,kolong bangku yang seharusnya menjadi tempat penyimpanan buku telah berubah fungsi menjadi tempat sampah. Oh,perfect! Ada sampah basah lagi! Ih tak ku sangka teman-temanku begitu jorok... Padahal tak seberapa langkah untuk membuang sampah di tempat sampah. 

Dan... aku sampai di bangkunya... Meski itu hanya bangkunya,aku merasa jantungku berdetak lebih cepat...

Aku mulai melihat kolong bangkunya dan kutemukan... Mmm apa ya namanya? Terbuat dari kertas.. berbentuk seperti burung. Apa ini yang ia buat saat istirahat tadi? Apa ini boleh untukku? Aku tersenyum-senyum sendiri. 

"Ah,apa ini?" tanyaku pada sendiri saat melihat dua kalimat di sayapnya. Bertuliskan There's so many things that I want you to know. And.. are you an angel?

Entah mengapa dua kalimat itu membuatku tersenyum... Tunggu! Dua kalimat ini ia tuliskan untuk siapa? Apa ia menyukai seseorang? Dan...bukan aku.. Lalu siapa? Senyumku menguap entah kemana..

"Mmm..itu milikku." suara itu mengejutkanku. Aku menoleh dan ku lihat dirinya menatapku sembari menunjuk tanganku. Ah,iya,ini miliknya. Tapi bukan itu masalahnya! Sejak kapan ia ada di situ? Apa ia menatapku saat aku tersenyum?!

Aku menyodorkan kertas berbentuk burung itu kepadanya. Aku masih tak tahu itu namanya apa.

Ia tersenyum saat menerimanya. Lalu menatapku.

"Terimakasih. Ku kira ini akan kamu buang." ucapnya. Aku mengangguk.

"Ya,sama-sama." jawabku.

"Mmm..kamu piket sendirian?" tanyanya. Aku melihat ke samping kanan lalu ke samping kiri dan kembali menatapnya.

"Sepertinya begitu." jawabku tersenyum kecil. Ia tertawa. Oh Tuhan...

"Kemana yang lain?" tanyanya lagi. Aku mengangkat kedua bahuku.

"Gak tahu.Sibuk kali." jawabku.

"Hahaha..." Ia tertawa lagi. Kedua matanya yang menyipit saat tertawa..menyihirku.

"Mmm..ini untukmu saja." ucapnya memberikanku kertas berbentuk burung itu. Aku menatapnya tak percaya namun tanganku bergerak menerimanya.

"Sungguh?" tanyaku kaget. Ia mengangguk.

"Bukannya ini kamu buat untuk orang lain?" tanyaku. Ia mengerutkan kening.

"Hmm memang untuk orang lain,bukan untukku." jawabnya.
"Maksudku...Ah sudahlah tidak penting.Tapi,terimakasih." ucapku.

"Sama-sama.Titip ya," ucapnya.

"Titip?" tanyaku tak mengerti.

"Ya,itu berharga untukku. Oke?Mmm kalau begitu aku pulang duluan!Dah!" jawabnya lalu berjalan dengan cepat meninggalkanku.

Berharga?! Aku segera mengejarnya.

"Tunggu! Ini namanya apa?!!" teriakku di belakangnya.Ia terus berjalan.

"Origami bangau!" teriaknya tanpa menoleh padaku. Namun,aku tersenyum mendengarnya.


Apa ini mimpi?Apa kamu Tristan yang asli?Apa mm..origami ini benar-benar untukku?

Origami bangau...


There's so many things that I want you to know. And..are you an angel? 

Sabtu, 14 Mei 2011

Gak jelas.

Hey everyone (kalo ada yang baca ini juga) Hahaha.


How's your weekend? How's your holiday?(bagi anak-anak kelas 9 yg lagi nunggu hasil UN)


Mau tau kenapa saya nanya? Gak kenapa-kenapa,cuma pengen nanya doang. Oh,gak apa kan? Gimana saya aja ya. Blog-blog punya saya ini haha. 


Harusnya sih saya udah tidur jam segini,tapi saya tetep aja bangun sambil internetan. Oooh gak ada yang nanya ya? Bae ah,kumaha abdi weh atuh.


Aslina pengen tidur tapi gak mau. Apaan ya maksudnya? Maaf deh,saya emang rada-rada gimanaaa gitu. Gak penting ya? Ah bae,kumaha urang,blog-blog urang ieu. Aduh sagalana meni kumaha urangnya,haha. Lagi galau euh,makanya gini. Gak ada yang nanya lagi ya? Haha kumaha urang weh atuh.


Aduh bosen. Ya udahlah saya mau pergi aja. Oke deh,udahan.
Good night everyone,semoga saya tidak datang ke mimpi kalian yang seharusnya menjadi mimpi indah! Haha you know what I mean! 


Cheers,
Aza. Pemilik sah blog ini.

Kamis, 05 Mei 2011

Chapter 5


Seperti ada yang menarikku dan aku pun terbangun. Ku tatap langit-langit kamarku. Cuma mimpi. Napasku ter-engah-engah,keringatku mengalir deras,dan masih ku rasakan jantung ini berdetak kencang. Aku merasa lelah. Seperti habis berlari. Mimpi itu terasa sangat nyata. 


Saat aku tenggelam,saat air itu masuk ke dalam mulutku,saat ia menatapku.. semuanya terasa benar dan nyata.

***
Aku menatapnya dari bangkuku,apa yang sedang ia lakukan? Melipat-lipat kertas itu... Untuk apa?

"Lihat apa sih?Serius banget?" tanya Dira,teman sebangkuku. Aku menoleh pada Dira dan tersenyum.

"Tristan." jawabku pelan. 

"Oooooh..." balas Dira tersenyum penuh makna.

"Dia lagi ngapain sih?" tanyaku. Dira ikut menatap Tristan,ia bergumam sebentar..

"Melipat kertas,bikin pesawat terbang kali." jawab Dira. Aku mengerutkan kening.

"Pesawat terbang?Masa se-rumit itu?Kayaknya bukan deh," balasku.

"Hmm...mana aku tahu,Nes.. Tanya aja,gih!" ucap Dira.

Aku menatap Dira dengan kedua mata terbelalak.
"Gak,gak mungkin aku tanya langsung kamu tuh...."

"TRISTAN!" Teriak Dira tiba-tiba,refleks aku menutup mulutnya dengan telapak tanganku. 

Ku lihat,Tristan menatapku dengan wajah bingung. Aku cengar-cengir tak jelas lalu membalikkan badanku ke depan. Se-detik kemudian aku beranjak dari bangku dan berjalan keluar kelas. Wajahku panas!

***
"I see you, beside me..
It's only a dream...
A vision of what used to be.."


Tristan muncul di hadapanku,tersenyum. Aha,kau pasti Tristan palsu.

"Ngapain kamu datang lagi?" tanyaku sinis. Senyuman itu hilang,ia menatapku bingung.

"Kamu gak suka?" tanyanya balik.

"Gimana aku bisa suka setelah kamu gak tolongin aku pas aku tenggelam?!" teriakku kesal.

Ia menarik tanganku,entah mengapa rasa amarah itu tiba-tiba lenyap.


"Kalau kamu emang gak suka kehadiranku,berhenti memikirkan dia." ucapnya. Kata-kata itu menggetarkan hatiku   tiba-tiba.


"Berhenti?" tanyaku dengan suara tercekat,rasanya tenggorokanku kering.

"Ya,berhentilah sebelum kamu benar-benar sakit." jawabnya. Aku menarik tanganku perlahan,ia menatapku bingung namun akhirnya melepaskan juga tanganku.


"I doubt." ucapku pelan.

"Kenapa ragu?" tanyanya.

"Aku udah terbiasa untuk memikirkannya,kalau aku berhenti pasti gak bisa...Ya pokoknya gitu,karena aku udah terbiasa." jawabku.


Ia tersenyum,senyum seperti...antara sedih dan bahagia.


"Aku berharap aku bisa menjadi nyata untukmu. Mungkin kamu akan lebih menyukaiku daripada dirinya. Aku yang melihatmu,bukan dia. Aku yang menemanimu,bukan dia. Kamu yakin untuk terus memikirkan dan menyukainya?" tanyanya. Saat ia mengatakan itu,mata biru sapphire-nya menatapku..menyihirku.


Dan aku tersadar dengan satu kejap.

"I will." jawabku.

***
Ah bodoh,bukannya membersihkan kelas,aku malah memikirkan mimpi itu.

Ya,hari ini adalah jadwal piketku. Sebenarnya aku terima-terima saja tugas piket. Tapi,kalau cuma sendiri?! Seperti biasa,teman-teman yang lain kabur. Mereka jahat sekali. Aku juga sebenarnya ingin langsung pulang,tapi ini tanggung jawabku. Yaaa...kalau kelas tidak bersih,besok satu kelas bisa terkena hukuman. Dan aku tidak mau,satu kelas berarti termasuk aku juga. Jadi,aku cari aman saja deh. Untung-untung amal. Kebersihan kan sebagian dari iman ^_^ hehe.

Aku mulai dengan memungut sampah-sampah yang ada di kolong bangku. Wow,sampahnya banyak juga. Ya,kolong bangku yang seharusnya menjadi tempat penyimpanan buku telah berubah fungsi menjadi tempat sampah. Oh,perfect! Ada sampah basah lagi! Ih tak ku sangka teman-temanku begitu jorok... Padahal tak seberapa langkah untuk membuang sampah di tempat sampah. 

Dan... aku sampai di bangkunya... Meski itu hanya bangkunya,aku merasa jantungku berdetak lebih cepat...

Aku mulai melihat kolong bangkunya dan kutemukan... Mmm apa ya namanya? Terbuat dari kertas.. berbentuk seperti burung. Apa ini yang ia buat saat istirahat tadi? Apa ini boleh untukku? Aku tersenyum-senyum sendiri. 

"Ah,apa ini?" tanyaku pada sendiri saat melihat dua kalimat di sayapnya. Bertuliskan There's so many things that I want you to know. And.. are you an angel?

Entah mengapa dua kalimat itu membuatku tersenyum... Tunggu! Dua kalimat ini ia tuliskan untuk siapa? Apa ia menyukai seseorang? Dan...bukan aku.. Lalu siapa? Senyumku menguap entah kemana..

"Mmm..itu milikku." suara itu mengejutkanku. Aku menoleh dan ku lihat dirinya menatapku sembari menunjuk tanganku. Ah,iya,ini miliknya. Tapi bukan itu masalahnya! Sejak kapan ia ada di situ? Apa ia menatapku saat aku tersenyum?!

Aku menyodorkan kertas berbentuk burung itu kepadanya. Aku masih tak tahu itu namanya apa.

Ia tersenyum saat menerimanya. Lalu menatapku.

"Terimakasih. Ku kira ini akan kamu buang." ucapnya. Aku mengangguk.

"Ya,sama-sama." jawabku.

"Mmm..kamu piket sendirian?" tanyanya. Aku melihat ke samping kanan lalu ke samping kiri dan kembali menatapnya.

"Sepertinya begitu." jawabku tersenyum kecil. Ia tertawa. Oh Tuhan...

"Kemana yang lain?" tanyanya lagi. Aku mengangkat kedua bahuku.

"Gak tahu.Sibuk kali." jawabku.

"Hahaha..." Ia tertawa lagi. Kedua matanya yang menyipit saat tertawa..menyihirku.

"Mmm..ini untukmu saja." ucapnya memberikanku kertas berbentuk burung itu. Aku menatapnya tak percaya namun tanganku bergerak menerimanya.

"Sungguh?" tanyaku kaget. Ia mengangguk.

"Bukannya ini kamu buat untuk orang lain?" tanyaku. Ia mengerutkan kening.

"Hmm memang untuk orang lain,bukan untukku." jawabnya.
"Maksudku...Ah sudahlah tidak penting.Tapi,terimakasih." ucapku.

"Sama-sama.Titip ya," ucapnya.

"Titip?" tanyaku tak mengerti.

"Ya,itu berharga untukku. Oke?Mmm kalau begitu aku pulang duluan!Dah!" jawabnya lalu berjalan dengan cepat meninggalkanku.

Berharga?! Aku segera mengejarnya.

"Tunggu! Ini namanya apa?!!" teriakku di belakangnya.Ia terus berjalan.

"Origami bangau!" teriaknya tanpa menoleh padaku. Namun,aku tersenyum mendengarnya.


Apa ini mimpi?Apa kamu Tristan yang asli?Apa mm..origami ini benar-benar untukku?

Origami bangau...


There's so many things that I want you to know. And..are you an angel?