Minggu, 24 Juli 2011

Jumat, 22 Juli 2011

Dia

Aku bertemu dengannya saat aku mengikuti lomba gambar di sekolah,dia meminjamkanku sebuah kotak pensil warna.
Saat itu aku tak mengenalnya,ternyata kita satu kelas.Ternyata ia selama ini berada di sekitarku.
Hari itu dia aneh,awalnya dia sangat baik hati,namun hari itu juga dia ketus sekali.
Mulai hari itu aku baru tahu namanya,dan mengingat bahwa dia adalah teman satu kelas.
Setelah lomba gambar itu,kami tak pernah bicara sama sekali.Mungkin dia lupa,dan aku juga mulai lupa akan kejadian itu.
Saat itu,setelah habis lebaran.
Tiba-tiba dipertemukan lagi,seperti ditarik oleh sebuah magnet.
Tiba-tiba dia menjadi perhatianku.Aku melihatnya,entah kenapa aku ingin melihatnya.Dan aku mengingat,
‘Oh,itu dia.Yang pinjemin pensil warna.Yang ketus.’ Itulah yang kuingat darinya.
Pertemuan kita menjadi lebih sering,aku jadi sering melihat senyum dan mendengar suaranya.
Senyum dan suara itu bukan padaku,tapi pada teman sebangkuku.Ya,dia sering sekali menghampiri teman sebangkuku.
Aku merasa biasa saja.Tapi,tiba-tiba aku merasa ada yang aneh pada diriku.
Melihat mereka tertawa,tersenyum,mengobrol banyak hal,rasanya ada sesuatu yang aneh,aneh sekali.
Mereka baru saja kenal,dan dia tidak ketus pada teman sebangkuku itu.Sedangkan,pertemuan pertamaku dengan dia,aku sudah disemprot dengan kata-katanya yang ketus.
Menyakitkan.Ironi.
Semakin lama,mereka semakin akrab.Setiap mataku memandang mereka berdua,entah kenapa mataku langsung memintaku untuk melihat ke arah yang lain.Seakan aku tak suka melihat mereka,atau mungkin aku memang tak suka.Oh,tidak.
Tiba-tiba,ini tiba-tiba sekali!Tiba-tiba aku memikirkannya,malam hari,di kamarku.Tiba-tiba aku ingin memikirkannya,namanya,senyumnya…Aku merasa ada yang aneh dengan diriku.
Rasanya semakin aneh,ketika kedua orang temanku menggoda teman sebangkuku itu akan keakrabannya dengan dia.Dengan Si Mr.Ketus itu.Aku tidak suka mendengarnya.
Sikapku mulai berubah,aku menjadi suka sekali melamun,menyendiri,menatap langit,menatap hujan,dan aku mulai tidak suka melihat mereka..
Tuhan,mengapa jadi begini?Apa hak-ku tidak suka melihat mereka akrab?Mereka bebas melakukan apapun yang mereka ingin lakukan.Kenapa aku jadi sibuk mengurusi mereka?Kenapa,..terkadang aku berharap ada di posisi teman sebangkuku itu?Tidak,tidak mungkin!Ada apa dengan diriku?Tuhan..apa yang terjadi?Aku bingung..sangat bingung.
Sempat,suatu hari di kelas.Saat itu pelajaran ekonomi,kami dipisahkan dalam beberapa kelompok.Aku satu kelompok dengannya.Jujur,aku senaaaaaaaaaaaang sekali.Rasanya aku ingin tersenyum dan tak berhenti tersenyum,tapi kutelan jauh senyum itu.
Tapi,tak ada yang berubah darinya.Ia masih ketus,malah semakin ketus.Saat kami disuruh guru untuk berdiskusi,ia malah sibuk membaca buku,matanya serius sekali membaca buku.Omongan teman-teman anggota tidak satupun dihiraukannya.Wajahnya sangat masam,dingin,kelabu,benci sekali aku melihat wajah seperti itu!Ia seperti tak suka berada di kelompok ini,apa gara-gara aku?
Padahal,aku berharap..saat kami satu kelompok,aku lebih bisa banyak mengobrol dengannya.Membahas suatu hal,berdebat,berdiskusi,dan hal lain yang semestinya dilakukan jika berada dalam satu kelompok.Tapi,dia malah menyendiri,memisahkan diri,dan meminta kami berdiskusi sendiri.Satu hal lagi yang ku lihat darinya,egois,sombong,dan sinis.
Setelah pelajaran selesai,ia yang paling pertama minggat dari meja kelompok.Ingin sekali aku memarahinya.Dia menyebalkan sekali.Kapan sih aku melihat dia tersenyum di depanku seperti dia tersenyum di depan teman sebangkuku?Impossible.
Tapi,entah kenapa.Aku tetap memperhatikannya.Ah,aku makin aneh saja.Ya Tuhan..apa yang telah terjadi?Kok jadi rumit begini?
Ini terulang lagi,aku lagi lagi memikirkannya.=.=
Dia tersenyum.Dia mengerjai teman sebangkunya,teman sebangkunya kesal,dia meminta maaf dan bilang hanya bercanda,lalu mereka baikan dan tertawa bersama lagi.Dia menjawab pertanyaan di papan kelas.Dia menjatuhkan pulpennya.Pulpennya warna biru.Dia dimarahi guru karena memakai topi di kelas.Ternyata dia sekretaris kelas.Dia mempresentasikan tugas kelompoknya bersama teman sebangkuku di depan kelas.Ternyata dia punya koleksi buku yang cukup banyak.Dia lincah sekali.Dia tak bisa diam selama lima menit,kecuali kalau lagi kerja tugas.Dia pintar Bahasa Inggris.Dia penggila Matematika,wow.Namanya dikenal oleh banyak guru.Dia suka membawa botol minumnya sendiri.Dia jarang sekali atau tidak pernah kulihat ke kantin.Dia suka sekali menjawab pertanyaan dari guru.Dia pernah melerai kedua temannya yang sedang bertengkar.Dia dulu ketua kelas.Dia memakai jam tangan di tangan kirinya.Baju batiknya beda sendiri diantara teman kelas yang lain.Dia peduli agama.Jarang sekali aku lihat remaja yang peduli agama.Dia sulit bilang huruf ‘S’.Dia senang sekali bertanya.Dia senang sekali berdebat.Buku tulisnya tidak disampul.Dia suka sekali kartun dan komik Jepang.Teman sebangkuku pernah tinggal di Jepang,pantas saja mereka akrab sekali.Tiba-tiba aku berandai-andai kalau saja dulu aku juga tinggal di Jepang.Ha-ha.Dia akrab sekali dengan guru Matematika kami.Dia juga suka Fisika.Pintar sekali dia.Dia mengidolakan tokoh Al-Khawarizmi,tokoh Islam yang mencetuskan aljabar.Dia suka sekali memakai topinya.Oh,ya.Dia suka buku fiksi.
Tanpa kusadari,banyak sekali hal yang ku perhatikan.Ada apa ini?!Aku mulai,oh atau sudah aneh sekarang.
Setiap ada kesempatan,aku terdiam,melamun.Bertanya ‘apa yang sedang terjadi’ pada diriku sendiri.’Aku kenapa?Aku kenapa?’ pertanyaan itu terus berputar di kepalaku.Dan mungkin ini yang paling aneh,setiap aku melihat hujan,aku jadi mengingatnya.Hah?Apa hubungannya?Aku juga tak tahu.Aku jadi jarang tersenyum dan tertawa.Oh,Tuhan.. apa semua perubahan ini karena orang itu?Tidaaaaaaaaaak!!!!!Aku bingung,aku tak bisa curhat pada siapapun kecuali Tuhan.Entahlah,aku tak ingin membicarakan hal ini dengan siapapun,mungkin belum saatnya.
Dan.BAM!BAM!BAM!Aku sadar,aku suka padanya.Dan aku,malah memanjakan perasaan ini.Seandainya saja aku langsung menghilangkannya.Tapi,aku tak bisa.Aku semakin memikirkannya.Aku semakin iri melihat ke akraban dia dengan teman sebangkuku.
Sejak tahu aku suka padanya.Aku jadi sering sekali mendengar music-musik tentang cinta.Aku jadi sering sekali menulis isi hatiku dalam bentuk puisi.Kenapa aku melakukan ini semuaaaaaa?!!!Aku jadi sering sekali berharap bahwa aku bisa mengobrol dengannya,dan melihat dia tersenyum di depanku.Aku juga ingin membahas banyak hal dengannya.Seperti yang mereka lakukan.Setiap dia berada di dekatku,jantungku langsung berdegup kencang,dan rasanya sedih saat tahu ternyata ia datang untuk mengobrol dengan teman sebangkuku.Pernah,satu kali mereka mengobrol di depanku,rasanya aku ingin sekali pergi darisitu,tapi tidak mungkin,nanti mereka akan curiga padaku.Aku menahan rasa iriku,aku menahan tangisku.Tunggu,apa aku mulai menangis karenanya?Ya,kurasa.
Aku tak menyangka ini akan terjadi,dia datang padaku,untuk mengumpulkan buku tugas Matematikaku.Ya,kebetulan hari itu dia yang diberi tugas untuk mengumpulkan buku anak-anak di kelas.Dia datang padaku,tersenyum dan meminta bukuku untuk dikumpulkan,aku memberikannya dan mengucapkan ‘terimakasih’,entah apa dia mendengar atau tidak.Karena aku merasa tenggorokanku tercekat,saking gugupnya.Setelah dia pergi,aku menghela napas…lega.
Tak lama,tiba-tiba dia kembali datang padaku.Membawa sebuah buku yang bergambar,di gambar itu ada sekitar lima orang.Dia menyebutkan sebuah nama dan memintaku untuk menunjuk orang di dalam gambar itu dari nama yang dia sebut.Awalnya aku merasa bingung,untuk apa dia melakukan ini?Tapi,jujur,aku senang.Ini ketiga kalinya ia berbicara padaku.Pertama saat meminjamkan pensil warna,kedua saat memintaku mengumpulkan buku,dan ketiga yang ini.Setelah dia pergi,kurasakan wajahku bersemu merah.Aaaaaaaaaa tidaaaaaak!!!!
Setelah kejadian itu,setiap malam aku terus memikirkannya.Aku senyum-senyum sendiri.Rasanya bahagia sekali.Ini parah.Tapi,aku membiarkannya.
Tiba-tiba,beberapa hari menjelang Idul Adha,ada satu sms masuk,dan itu dari dia.What?!Aku kaget bukan main.Gak percaya,tapi aku senang.Dia juga membangunkanku sahur,dia menelfonku.Aku mengangkatnya dengan mata yang masih mengantuk.
‘Assalamu’alaikum?’ sapaku.Klik.Telfonnya dimatikan.Oh,dia hanya miss call rupanya.Tapi aku senang.Parah.
Keesokan harinya di sekolah,saat akan pulang.Kami semua satu kelas saling bersalaman untuk bermaaf-maaf-an.Karena besok adalah Hari Raya Idul Adha.Kami semua berjejer untuk bersalaman.Tapi,aku tak bersalaman dengannya.Aku cukup sedih,tapi berlebihan juga bila aku sangat sedih karena tidak bersalaman dengannya.Setelah bersalaman,aku pun berjalan pulang.Tapi,saat aku berjalan di koridor sekolah,aku seperti mendengar ada seseorang yang memanggilku ‘Azalea!’ ya,seperti itu.Tapi,aku tak mempedulikannya,mungkin aku salah dengar,dan aku terus berjalan.Saat aku mencapai gerbang,suara itu muncul lagi,dengan volume yang lebih besar.’Azalea!’ teriaknya lagi.Aku berhenti dan berbalik,kulihat dia sedang berlari menuju ke arahku.Hari itu dia memakai jaket coklat,mmmm..charming.Dan…sejak saat itu,jaket coklat itu menjadi favoritku.Anehnya.Ia berdiri di hadapanku,tersenyum lalu menyebut namaku lagi dengan pelan.Rasanya senang sekali.Dan ia pun berkata,
‘Tadi belum salaman,hehehe..’ Ia menyodorkan tangannya,aku tersenyum dan aku bersalaman dengannya.Sebenarnya tidak bersalaman,kami saling menelungkupkan kedua tangan kami agar tidak bersentuhan.Setelah itu ia tersenyum lagi.
‘Ya udah.Daaah!’ ucapnya sambil melambaikan tangan lalu menghilang dari hadapanku.Hari itu,aku pulang ke rumah dengan tersenyum.Aku tak bisa berhenti tersenyum,aku terus mengingat kejadian tadi.Aku merasa senang.Oh,tidak.
Lalu,kami menjadi sering sekali bertukar pesan.Kami membicarakan banyak hal.Tugas sekolah,novel,film,Negara-negara,agama,dan yang lainnya.Kini ia bicara padaku seperti dia bicara pada teman sebangkuku,tapi ini beda..kami mengobrol ‘hanya’ lewat ‘sms’.Walaupun begitu,aku tetap senang.Heuh,aku sudah gila.
Hampir setiap hari kami bertukar pesan.Lebih sering,kami membahas tugas sekolah.Sesekali,ia membantuku mengerjakan tugas yang sulit.Ia begitu baik dan menyenangkan.Setiap kali aku mengobrol dengannya,aku merasa senang.Saat mengobrol,dia begitu nyambung denganku.Seru untuk diajak ngobrol.
Azalea Ayu
I can't read your mind.

Pernah gak sih berharap bisa baca pikiran orang lain? Kayak Alice di film Twilight(ya,itu film,fiksi) Pasti gak ada yang namanya salah paham di dunia ini kalo semua orang bisa baca pikiran. Heuheu gimana ya kalo itu terjadi. Pernah ngerasain disalahin mulu? Sama semua yang kamu lakuin,kamu anggep itu semua bukan kesalahan,tapi ternyata orang lain bilang itu salah.. gimana rasanya?Marah?Kesel?Atau sedih?Sampe pengen nangis? Apa mereka berhak bilang semua yang kita lakuin itu salah.. padahal kita gak tau apa mau mereka sebelum kita melakukan hal yang mereka bilang 'salah' itu. Itulah salah satu salah paham. 

Too deep.

Pernah dimarahin dengan kata-kata yang nusuk banget ke hati? Terlalu nusuk ke hati. Gimana rasanya? Kata 'tusuk' ternyata bukan cuma perumpamaan aja, itu bener-bener terjadi, rasanya emang kayak ada yang nusuk ke hati kita, dan rasanya hati kita kayak berat, kaku. Apa mereka sempet berpikir dua kali sebelum ngucapin kata-kata yang mereka bilang itu? Seperti yang mereka bilang kalo kita mau ngomong,harus berpikir dua kali dulu.. 

Change.

Pernah ngeri denger kata ini? Berubah, perubahan. Bilang mau berubah itu gampang. Tapi usaha untuk berubah itu susah. Gimana rasanya kalau kita gagal untuk berubah? Sampai putus asa? Perubahan itu terjadi karena diri kita sendiri, gak ada yang bisa buat kita berubah selain diri kita sendiri.. perubahan butuh niat, nah niat itulah yang susah kita pegang dari awal.

Oke deh cukup untuk kali ini. 


Cheers, aza.

Selasa, 19 Juli 2011

Senin, 18 Juli 2011

Minggu, 17 Juli 2011

Quote of The Day

“..siapapun kita, dimanapun kita.. rentangkan pena kita seerat mungkin.. belahan dunia manapun bisa kita lewati melalui pena..

tulisan itu adalah hati.. dimana hati kita ada disitu.. kita ga
berani ngomong maka tulisan adalah tempat kita.. kita ga berani nangis maka tulisan kita adalah tangisan.. kita ga berani marah maka tulisan kita adalah amarahnya.. 


jangan pernah menyerah untuk menulis ... sebab kata Rasulullah Saw bahwa sebaik - baiknya amal adalah yang dikerjakan dengan tangannya sendiri.. menulis adalah satu satunya ..”




 -Ridwan Ibnu Asikin

Ayah

Ayah,
Maaf jika selama ini aku hanya dekat dengan Bunda,
Maaf jika selama ini aku hanya merangkai kata-kata indah untuk Bunda,
Maaf jika selama ini aku hanya ingin melakukan berbagai hal dengan Bunda,
Maaf jika selama ini aku terlihat tak peduli padamu,
Maaf jika selama ini sikapku mengecewakanmu,

Ayah,maafkan aku..
Ketika aku sakit,aku hanya ingin Bunda yang merawatku
Ketika aku butuh teman bicara,aku hanya ingin Bunda yang mendengarkan aku

Ayah,
Aku tahu kita jarang sekali bicara
Aku tahu kita seringkali bertengkar
Aku tahu kita jarang sekali tertawa bersama

Ayah,
Bukannya aku tidak mencintaimu,
Bukannya aku tidak ingin dekat denganmu,
Bukannya aku tidak ingin tertawa bersamamu,

Ayah,
Cintaku padamu tak beda dengan cintaku pada Bunda

Ayah,
Aku ingin memelukmu seperti aku memeluk Bunda
Aku ingin melakukan berbagai hal denganmu
Aku ingin dekat denganmu
Bertukar cerita,
Menonton film bersama,
Naik komedi putar,
Pergi ke toko buku,
Beli es krim,dan masih banyak lagi

Ayah,
Saat aku kecil,kau rela terjaga di tengah malam untuk menenangkanku
Saat aku kecil,kau dengan sabar mengajariku naik sepeda
Saat aku kecil,kau membuatkanku rumah boneka
Aku mencintaimu Ayah,


*Buatlah beliau bahagia selama beliau masih di sampingmu :')

Xoxo, Aza.

Poem of The Day

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh..


Teruntuk saudaraku seiman..


Tengoklah alam yang mulai terjaga disana..


Tengoklah embun,pepohonan,awan,matahari,dan seluruh alam yang sedang merapatkan
sujudnya pada Sang Penguasa Mayapada..


Setelah itu,dengarkanlah mereka..mereka bertasbih


Saudaraku,adakah dari mereka yang menyentuh hatimu?


Saudaraku,subuh ini begitu indah dan damai..


Penuh tasbih...penuh doa..penuh rahmat...


Lekaslah engkau terjaga dan merapatkan sujudmu pada Sang Ilahi..


Dan bersyukurlah atas hembusan nafas dan detakan jantung yang masih Ia berikan
kepadamu hingga pagi ini...

Rainy Days

Tepat pukul 13.00 siang lonceng berbunyi,aku dan teman-teman yang lain langsung membereskan beberapa buku dan perlatan tulis yang ada di meja kami.Setelah mengucapkan salam pada guru,kami semua bergegas menuju pintu keluar.Waktunya kembali ke rumah.Setelah keluar dari kelas,aku diam di depan kelas,aku menunggu seseorang,teman pulang bareng.

“Yuna!” Nah,itu dia.Kini dia berjalan menghampiriku melewati kerumunan anak lainnya.

“Yuna,kamu pulang duluan saja.Aku masih ada urusan di sekolah,aku harus ke ruang guru.” Ucapnya.Oh,aku cukup kecewa.Biasanya kami selalu pulang bersama,tidak seru rasanya tanpa teman ngobrol kalau pulang sekolah.

“Aku bisa menunggu.” Tawarku.

“Tidak usah,aku disini sampai jam dua,pasti kau akan bosan.” Jawabnya.Aku berpikir sebentar lalu mengangguk mengerti.

“Baiklah,aku pulang ya!” pamitku.Lalu setelah itu aku berjalan sendirian menuruni tangga,melewati koridor sekolah,saat menuju gerbang tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.Ah,kenapa tiba-tiba sekali?Menyebalkan,mana aku tidak bawa payung!

Akhirnya,terpaksa aku menunggu di depan sekolah,di dekat pos satpam.Banyak juga yang menunggu sepertiku.Hujan kali ini memang tak terduga.Aku menghela napas,sudah pulang sendirian,dicegat hujan pula?Oh,Tuhan..

Bukannya mereda,hujan malah semakin deras.Katanya,kalau hujan berarti awan menangis ya?Haha entah darimana aku dapat berkata seperti itu.

Aku memang suka hujan,tapi entah kenapa hari ini tak seperti itu.Mungkin karena aku lagi badmood?Entahlah.

“Hei,kau.” Seru seseorang dari sampingku,suara laki-laki.Siapa?Aku menoleh pelan dan DEG!Itu Sean!Teman kelasku,sekretaris kelasku,dan orang yang ku kagumi.Bukannya tadi dia sudah pulang?Ah,kenapa pula ia memanggilku?Jantungku sudah berdegup tak karuan.Aku hanya diam,sedang dia semakin menghampiriku.Lalu berhenti tepat disampingku,aku menoleh lagi,ia tersenyum.

“Kau ini…Yuna kan?” tanyanya.

“Ya.” Jawabku gugup.Ia tertawa kecil.

“Kau kenapa?” tanyanya lagi.

“Hah?Gak,gak kenapa-kenapa kok.” Jawabku.Ia tertawa lagi.Terus saja tertawa,aku senang melihatnya.

“Kau mengenalku kan?” tanyanya.

“Iya,tentu saja.” Jawabku mencoba tersenyum,tapi bibirku masih tegang karena gugup.

“Hmm baguslah.Kau tidak pulang?” tanyanya.

“Kau tidak lihat?Ini kan sedang hujan,aku tidak bawa payung.” Jawabku.Dia mengangguk-angguk.

“Oh.” Jawabnya.Apa?Oh?Singkat sekali!Jawaban ‘oh’ saja memang menyakitkan ya..

“Kau sendiri?” tanyaku.Ia menoleh lalu tersenyum.

“Sama.Hujan.” jawabnya.Kini giliran aku yang mengangguk-angguk.

Suasana hening,tak ada yang bicara diantara kami.Kecuali orang-orang yang di sekitar kami.Bagiku,kini yang kudengar hanya bunyi gemericik air hujan.Menyenangkan,akhirnya aku bisa kembali pada diriku yang sebelumnya,pengagum hujan.Jadi,aku sudah tidak kesal lagi harus menunggu disini,apalagi ditemani orang yang aku kagumi.Sean.

“Kau mau pulang?” tanyanya mengejutkanku,lalu aku menoleh.Di tangan kanannya kini,ia sudah memegang sebuah payung lipat berwarna biru tua.Aku kaget bukan main.

“Kau,bawa,payung?!” pekikku.Ia tampak kebingungan.

"Ya.Memangnya kenapa?Kenapa kaget seperti itu?” tanyanya.Aku mengusap wajahku.

“Ya ampun,Sean.Kalau kau bawa payung,kenapa tidak pulang daritadi?” tanyaku.

“Tadi aku belum mau pulang.” Jawabnya polos.

“Apa?Hah,terserah kau saja.” Balasku.

“Kau mau ikut?” tanyanya.Aku menoleh kaget.Apa ini sungguhan?Atau aku hanya terlena terbawa gemericik air hujan?Tidak,tidak,ini nyata.Kini aku masih menatap Sean,dan dia nyata.Bukan khayalanku.

“Mau tidak?Daripada nanti hujannya tambah deras.Kau pulang naik apa?” tanyanya lagi meleburkan lamunanku.

"Ah?Ya,aku naik bus,di halte ujung sana.” Jawabku menunjuk arah sebelah kanan.Dia mengangguk,lalu membuka payungnya dan menyuruhku masuk.

“Ayo!” ajaknya.Aku melangkah saja mendekatinya,lalu kami jalan berdampingan dibawah satu payung.Apakah ini tidak romantic?Bagiku iya,tapi apa Sean juga merasakannya?AKu tak tahu.

“Romantis ya.Haha.” celetuknya tertawa.

“Apa?” tanyaku kaget.Apa dia baru saja bilang romantic?

“Apa?Maksudmu?” tanya Sean menatapku lalu sedetik kemudian membuang muka.Haha,dia lucu sekali.

“Oh,tidak jadi.” Jawabku.Dan kami terus berjalan menuju halte,setelah percakapan tadi suasana hening.Kini aku hanya mendengar gemericik air hujan.Yang semakin lama semakin menenangkan hatiku yang tak karuan.Aku berada disamping Sean!Dia mengantarkanku!

Setelah sampai di halte,Sean tetap berdiri disampingku.Aku bingung sekali.

“Kau tidak pulang?” tanyaku.

“Aku menunggu bus juga.” Jawabnya.

“Kau?Bus warna apa?” tanyaku.
“Merah.” Jawabnya.Ah,tidak sama denganku.

“Aku biru.” Jawabku tanpa diminta.Saat aku menoleh ke arahnya,ia hanya tersenyum.Tak lama bus jurusanku datang.Aku menatap Sean lalu pamit.

“Sampai jumpa.Hati-hati!” serunya saat aku menaiki tangga naik bus.Aku menoleh dan tersenyum.Aku memilih duduk di bagian tengah,tempat yang dekat dengan jendela.Saat bus mulai berjalan,aku melambaikan tangan pada Sean.Ia tersenyum sambil membalas lambaian tanganku.Lalu bus semakin melaju dan aku tak dapat melihatnya lagi.Aku bahagia sekali.

La~la~la~

Keesokan harinya,aku melangkah penuh senyuman menuju kelas.Hari ini aku merasa sangat bahagia.Seperti ada sesuatu yang tiba-tiba menyulut api semangatku.Mungkinkah Sean?Mungkin saja.Sejak kemarin,aku tak bisa melupakannya.Apalagi kejadian kemarin.Akan kuingat selamanya.

Setelah sampai di kelas,lonceng tanda masuk pun berbunyi.Semua teman kelas yang berada di luar langsung bergegas masuk,menempati kursi mereka masing-masing.Semuanya duduk manis.Dan guru pun telah datang.Mataku mencari sosoknya,Sean,ia belum datang,kursinya masih kosong.Kemana dia?

“Permisi.” Tiba-tiba suara itu datang dari arah pintu.Saat kulihat siapa itu,ternyata Sean.Dia baru saja datang.Setelah minta maaf pada guru pelajaran pertama kami,ia segera berjalan menuju bangkunya.Aku tersenyum senang.Lalu pelajaran pertama dimulai.Dimulai dengan pelajaran Sejarah,salah satu pelajaran kesukaanku.Hari ini kami membahas tentang kemerdekaan Indonesia.

“Ada yang tahu apa itu naskah Proklamasi otentik?” tanya Bu Wida.

“Saya,Bu!” ucapku mengkat tangan,namun ternyata ada suara lain..aku menoleh ke belakang dan aku melihat Sean juga mengangkat tangannya.Ia tersenyum,kami cukup lama saling menatap.

“Baiklah,Yuna!” seru Bu Wida.Aku tersadar dan tersenyum senang,aku berdiri dari bangkuku lalu mulai menjawab.

“Naskah Proklamasi otentik itu adalah naskah Proklamasi yang sudah diketik dan ditandatangani oleh Ir.Soekarno Hatta.” Jawabku.Lalu semuanya bertepuk tangan,haha tidak penting sekali.Bu Wida tersenyum dan bilang bahwa jawabanku benar,lalu aku kembali duduk,saat aku menoleh untuk melihat Sean,ia berbisik.
Kau menang hari ini.” Ucapnya tersenyum.Aku membalasnya dengan senyuman,lalu Bu Wida mulai menjelaskan tentang kemerdekaan Indonesia.Aku mulai menikmati.Sejarah memang selalu bisa kunikmati.Bukan matematika,yang selalu membuatku pusing.

La~la~la~

Jam pertama pun dimulai.Ini waktunya istirahat,aku melangkah keluar kelas dan tiba-tiba saja hujan turun.Kali ini gerimis,sungguh indah.Aku berdiam di tembok penyangga depan kelas.Aku memandang ke lantai bawah,ada lapangan,taman beserta air mancur,dan murid-murid lain yang berlalu lalang.Aku tersenyum senang.Hari ini dimulai dengan sangat baik.Terimakasih Tuhan.

Saat aku sedang menatap hujan,seseorang datang menghampiriku,berdiri disampingku.Aku menoleh dan kutemukan Sean tengah menatapku.Aku cukup terkejut.

“Sean.Mengagetkan saja.” Ucapku.Ia tersenyum.

“Benarkah?Itu salahmu sendiri.Menatap hujan sampai sebegitunya.Baru lihat hujan ya?” tanyanya cekikikan.Aku memasang wajah cemberut.

“Biar saja.Dengan menatap hujan aku merasa nyaman.” Jawabku kembali menatap hujan.

“Benarkah?Bagaimana bisa?” tanyanya.

“Aku bisa,dengan caraku.” Jawabku tersenyum bangga.

“Ngg?Aku gak ngerti.” Balasnya.Aku terkikik.

“Aku suka hujan.” Ucapku.Ia menoleh lagi.

“Kenapa?Apa yang membuat hujan tampak istimewa bagimu?” tanyanya,menatapku,menunggu jawabanku.

“Mmm..baiklah akan aku jawab.Saat hujan turun,karena gemericik airnya yang menyentuh tanah,bau basah tanah yang terkena hujan,butir-butir hujan yang menyentuh dedaunan,jendela yang terkena embun,dengan begitu kita dapan menulis atau menggambar apapun di jendela itu,butir-butir hujan yang menyentuh tangan dan wajahku..” jawabku tertahan.Aku tersenyum menatap hujan yang perlahan turun,lalu berkata,”Aku merasa nyaman saat hujan turun,ia seperti menemaniku..”

Prok!Prok!Prok!Tiba-tiba Sean bertepuk tangan,ia tersenyum lalu tertawa kecil.Aku membisu,ia sungguh tampan.Aku belum pernah melihat Sean tertawa dan tersenyum seperti itu,ia tampak lebih bahagia dan lepas.Lalu ia berhenti tepuk tangan.

“Hei,Yuna!Kau baik-baik saja?” tanya Sean membuatku tersadar dari lamunanku.Aku menunduk,aku gugup sekali.

“Yuna?” panggil Sean.

“Aku tidak,apa-apa..” jawabku.Lalu ia meluruskan tangannya ke depan.Butir-butir hujan menyentuh kedua tangannya.Ia tersenyum lalu kembali menatapku.

“Bukankah ini kesukaanmu?” tanyanya.Aku mengangguk lalu aku juga membiarkan kedua tanganku tersentuh butir-butir hujan yang sejuk.Kami berdua tertawa.Ada rasa bahagia yang begitu membuncah.Jujur,aku belum pernah se-bahagia ini.Apalagi bahagia bersama orang yang aku kagumi.

La~la~la~

Semenjak bertemu di depan sekolah,mm sebenarnya kami sering bertemu di kelas,tapi baru kali ini kami berkomunikasi.Biasanya kami saling bicara jika ada perlu saja,semacam tugas.Aku dan Sean menjadi semakin akrab,selain sering mengobrol di sekolah,kami sering bertukar pesan.Membahas apapun yang kami sukai,tertawa,tersenyum,dan pernah kami berdebat hingga kami bermusuhan selama 15 jam.Debat kami pun terkadang membuatku menangis.Namun,kami selalu berdamai pada akhirnya dan tertawa saat mengenang permusuhan kami yang konyol itu.

Sean sering membantuku dalam mengerjakan tugas.Dia sangat pintar Matematika,ia sering mengajariku jika ada yang sulit.Ia tak pernah keberatan,ia bilang ia justru sangat senang kalau aku memintanya untuk mengajariku.
Semenjak ada dirinya,hari-hariku terasa lebih berwarna.Aku jadi sering tersenyum dan tertawa.Lambat laun,aku sadari bahwa aku memiliki perasaan lain padanya.Bukan hanya kagum,namun..ada perasaan yang berwarna merah jambu,dan perasaan itu kini mendiamiku.Apa harus ku sebutkan nama perasaan itu?Hmm..ya,tidak,ya,tidak,ya,tidak..BAIKLAH!Perasaan cinta.

Aku seringkali curhat padanya tentang perasaanku.Aku bilang,aku menyukai seseorang dan aku tak bisa melupakannya.Padahal orang itu dia.Lucu sekali.Tapi,rasanya lega.Dia begitu baik mau mendengar curhatku,kadang dia pun memberikan saran-saran untukku.Aku senang sekali.Tak penting ia suka juga padaku atau tidak,yang terpenting adalah kini ia disampingku,cukup begitu saja.

Oh,ya.Kami pun sering membicarakan hujan.Karena aku,dia jadi ketularan suka hujan.Kadang kita saling memberitahu kalau hujan turun.Senangnyaaaa..

La~la~la

Malam ini,perasaanku tidak enak.Bukan karena habis ujian,ya aku baru saja menyelesaikan ujian hari ini.Perasaan tidak enak itu muncul dari Sean.Ya,dari sore tadi aku mengiriminya sms,tapi tak ada balasan.Isinya ringan,tentang ujian kami seminggu ini.Sampai malam ini,tak ada balasan juga.Apa dia tidak ada pulsa?Ah,tidak biasanya seperti ini.Lalu aku mencoba menelfonnya,hanya untuk miss call.

Tut..tut…tut.Klik.Dimatikan.Aku mencobanya lagi,dan handphoenya tidak aktif.Sean?

Deg..deg..deg.Jantungku berdegup.Perasaan tidak enak itu semakin menghantuiku.Ada apa ini?Sean,kau dimana?Jawablah,kumohon..

Aku pun mulai merindukannya.Saat kulihat jam dinding di kamarku.Pukul 03.00 pagi.Wauw,niat sekali ya aku menunggu balasan sms-nya?Kurang kerjaan,Yuna!Teriakku pada diri sendiri.Dan aku mulai menangis,air mata itu turun begitu saja.Ada rasa sakit disini,dihatiku.

La~la~la

Esok harinya,aku bertekad untuk menanyakan langsung pada Sean mengapa ia tidak membalas sms-ku.Nah,itu dia!Dia sedang bersandar pada tembok penyangga di depan kelas.Tempat kami biasa mengobrol.

“Sean.” Panggilku.Ia menoleh,dan kaget saat melihatku.Dari wajahnya,ia sangat kaget.

“Kau kenapa?Seperti melihat hantu saja saat melihatku.” Tanyaku terkekeh.Dia diam,wajahnya dingin,menatapku tajam.Ada apa ini?

“Ada perlu apa?” tanyanya ketus.Seperti ada tombak yang menohok di hatiku.

“Mm..kenapa,kenapa kau tak membalas pesanku kemarin?Tidak ada pulsa ya?” tanyaku.

“Heuh.Ckck.” balasnya seperti kesal lalu membuang muka.
Hanya itu?Hanya itu keperluanmu?” tanyanya semakin ketus.Mataku mulai berkaca-kaca,kutarik napasku dalam-dalam.Siapa dia?Apa dia Sean yang kukenal se-tahun ini?Apa yang terjadi padanya?Siapapun tolong katakana padaku bahwa dia bukan Sean!!!

“Apa maksudmu?” tanyaku tak percaya.

“Baiklah,agar kau puas.Aku sengaja tak membalas pesanmu.” Jawabnya dengan nada yang sangat mengiris hatiku.Aku beku,aku diam,dan aku mulai menangis,di hadapannya.Aku tak bisa berkata-kata lagi.Apa benar yang kini berada di hadapanku adalah Sean?Sean tidak se-dingin ini.Sean yang kukenal,penuh senyuman.

“Dan satu hal lagi,jangan menelfonku lagi.Aku sibuk.” Ucapnya lalu pergi begitu saja.Air mataku terus mengalir.Benarkah Sean sudah pergi?Meninggalkanku dengan perasaan jijik?Hatiku hancur.Benar-benar hancur kali ini.

La~la~la

Sudah sebulan semenjak kejadian itu.Aku masih saja merindukannya.Aku tak bisa melupakannya.Setiap malam aku meringkuk di kamarku,penuh air mata dan rasa tak percaya.AKu masih tak percaya dengan apa yang terjadi.Hatiku terus memanggilnya.Dimana Sean?Dimana dia?

Sudah sebulan juga aku tak tahu kabarnya,tak mengobrol dengannya.Mungkin,mendengar namaku saja ia enggan.Aku tak bisa melupakannya.Setiap detik,aku berharap handphoneku akan berbunyi dan aku mendapat pesan darinya.

Sean pasti punya alasan atas sikapnya.Tapi,apa alasan itu?Aku tak tahu.Aku sungguh ingin tahu,tapi tak mungkin aku menanyakannya pada Sean.Dia mungkin akan mengusirku,atau dia berpura-pura tak melihat atau mendengarku.

Aku merasa payah.Nangis tiap malam.Melakukan hal bodoh,diam di kamar,menyia-nyiakan waktu hanya dengan memikirkan Sean,dan yang lainnya.

Aku sungguh merindukan Sean.

Aku merindukanmu.

Aku membutuhkanmu.

Aku ingin kau bicara padaku lagi.

Aku ingin..


La~la~la~

Satu tahun setelah aku pindah sekolah.Sekarang aku berada di pinggir jalan dekat rumahku,sekedar lari sore.Hari ini hujan,aku tersenyum.Sean.Apa kabar dia?Perasaan itu masih ada,sedikit.Tidak sebesar dulu.Aku sadar,buat apa sih bicara tentang cinta untuk sekarang ini?Aku masih sekolah,seharusnya aku bisa fokus pada sekolahku dulu.Urusan cinta,masih jauuuuuuh.Sekarang,aku hanya perlu mencari banyak teman,meraih mimpiku,dan kembali tersenyum menikmati hidup yang hanya satu kali.

Aku berhenti dan berteduh di sebuah halte.Lalu menatap ribuan butir hujan itu dengan senyuman.
Dddrrrttt…drrrtt…Oh it's another rainy day….another excuse for me to hide away…fog on the window I write your name….

Handphoneku berdering.Aku mengambilnya dari saku jaket yang kupakai.Saat kulihat,ada satu pesan.Nomor tak dikenal,siapa ya?Lalu segera aku membuka pesan itu dan membacanya.

Apa kabar?semoga kau baik-baik saja.
Dan maaf.

Aku mengerutkan dahiku.Bingung.Siapa ini?Apa yang dia katakan?Kenapa orang ini meminta maaf padaku?Kenal saja tidak.Tapi,kenapa jantungku berdegup dengan kencang?Apa ini…Ah,tidak mungkin.Mana bisa pengirim sms ini adalah Sean?Bukankah dia sudah benci padaku?

Hmm..masalah benci.Sampai saat ini aku tak tahu alasan kenapa Sean membenciku.Aku tahu saja ia membenciku,buktinya..perubahan sikapnya waktu itu.Ah,cukup.Aku tak mau membahasnya lagi.Itu hanya masa lalu yang sekarang hanya bisa aku kenang.

Lalu,ku ambil headset dari saku jaketku yang satunya,kupasangkan pada handphoneku,setelah terpasang,aku menyalakan music player-nya.Ku masukkan handphoneku ke saku,kupasang headset pada kedua telingaku.Terdengar lagu favoritku,Plain White T’s-Rainy Day.Lalu aku berlari menembus hujan,rasanya menyenangkan dan nyaman.Hujan selalu ada untukku.

Oh it's another rainy day,
Another excuse for me to hide away,
Fog on the window I write your name,
Oh it's another rainy day.
Outside a cloud is forming,
In my heart the rain is pouring down, endlessly
The sky is gray Just like me,just like me.
Oh its another rainy day
The sun isn't out to scare the dark away
Step outside to try to wash you away,
Oh its another rainy day,
Outside a cloud is forming,
In my heart the rain is pouring down, endlessly
The sky is gray Just like me,
All my tears Flood the streets,
The sky is gray just like me, just like me.
Well its cold & its gloomy,
What are you doing to me?
is the storm ever breaking
If Only you could make it stop raining
Outside a cloud is forming,
In my heart the rain is pouring down, endlessly
The sky is gray Just like me
All my tears flood the streets
the sky is gray just like me, just like me.
Oh its another rainy day, just like me.
Just like Oh its another rainy day...




- Ini dari kisah nyata lho :') 

Jumat, 22 Juli 2011

Dia

Aku bertemu dengannya saat aku mengikuti lomba gambar di sekolah,dia meminjamkanku sebuah kotak pensil warna.
Saat itu aku tak mengenalnya,ternyata kita satu kelas.Ternyata ia selama ini berada di sekitarku.
Hari itu dia aneh,awalnya dia sangat baik hati,namun hari itu juga dia ketus sekali.
Mulai hari itu aku baru tahu namanya,dan mengingat bahwa dia adalah teman satu kelas.
Setelah lomba gambar itu,kami tak pernah bicara sama sekali.Mungkin dia lupa,dan aku juga mulai lupa akan kejadian itu.
Saat itu,setelah habis lebaran.
Tiba-tiba dipertemukan lagi,seperti ditarik oleh sebuah magnet.
Tiba-tiba dia menjadi perhatianku.Aku melihatnya,entah kenapa aku ingin melihatnya.Dan aku mengingat,
‘Oh,itu dia.Yang pinjemin pensil warna.Yang ketus.’ Itulah yang kuingat darinya.
Pertemuan kita menjadi lebih sering,aku jadi sering melihat senyum dan mendengar suaranya.
Senyum dan suara itu bukan padaku,tapi pada teman sebangkuku.Ya,dia sering sekali menghampiri teman sebangkuku.
Aku merasa biasa saja.Tapi,tiba-tiba aku merasa ada yang aneh pada diriku.
Melihat mereka tertawa,tersenyum,mengobrol banyak hal,rasanya ada sesuatu yang aneh,aneh sekali.
Mereka baru saja kenal,dan dia tidak ketus pada teman sebangkuku itu.Sedangkan,pertemuan pertamaku dengan dia,aku sudah disemprot dengan kata-katanya yang ketus.
Menyakitkan.Ironi.
Semakin lama,mereka semakin akrab.Setiap mataku memandang mereka berdua,entah kenapa mataku langsung memintaku untuk melihat ke arah yang lain.Seakan aku tak suka melihat mereka,atau mungkin aku memang tak suka.Oh,tidak.
Tiba-tiba,ini tiba-tiba sekali!Tiba-tiba aku memikirkannya,malam hari,di kamarku.Tiba-tiba aku ingin memikirkannya,namanya,senyumnya…Aku merasa ada yang aneh dengan diriku.
Rasanya semakin aneh,ketika kedua orang temanku menggoda teman sebangkuku itu akan keakrabannya dengan dia.Dengan Si Mr.Ketus itu.Aku tidak suka mendengarnya.
Sikapku mulai berubah,aku menjadi suka sekali melamun,menyendiri,menatap langit,menatap hujan,dan aku mulai tidak suka melihat mereka..
Tuhan,mengapa jadi begini?Apa hak-ku tidak suka melihat mereka akrab?Mereka bebas melakukan apapun yang mereka ingin lakukan.Kenapa aku jadi sibuk mengurusi mereka?Kenapa,..terkadang aku berharap ada di posisi teman sebangkuku itu?Tidak,tidak mungkin!Ada apa dengan diriku?Tuhan..apa yang terjadi?Aku bingung..sangat bingung.
Sempat,suatu hari di kelas.Saat itu pelajaran ekonomi,kami dipisahkan dalam beberapa kelompok.Aku satu kelompok dengannya.Jujur,aku senaaaaaaaaaaaang sekali.Rasanya aku ingin tersenyum dan tak berhenti tersenyum,tapi kutelan jauh senyum itu.
Tapi,tak ada yang berubah darinya.Ia masih ketus,malah semakin ketus.Saat kami disuruh guru untuk berdiskusi,ia malah sibuk membaca buku,matanya serius sekali membaca buku.Omongan teman-teman anggota tidak satupun dihiraukannya.Wajahnya sangat masam,dingin,kelabu,benci sekali aku melihat wajah seperti itu!Ia seperti tak suka berada di kelompok ini,apa gara-gara aku?
Padahal,aku berharap..saat kami satu kelompok,aku lebih bisa banyak mengobrol dengannya.Membahas suatu hal,berdebat,berdiskusi,dan hal lain yang semestinya dilakukan jika berada dalam satu kelompok.Tapi,dia malah menyendiri,memisahkan diri,dan meminta kami berdiskusi sendiri.Satu hal lagi yang ku lihat darinya,egois,sombong,dan sinis.
Setelah pelajaran selesai,ia yang paling pertama minggat dari meja kelompok.Ingin sekali aku memarahinya.Dia menyebalkan sekali.Kapan sih aku melihat dia tersenyum di depanku seperti dia tersenyum di depan teman sebangkuku?Impossible.
Tapi,entah kenapa.Aku tetap memperhatikannya.Ah,aku makin aneh saja.Ya Tuhan..apa yang telah terjadi?Kok jadi rumit begini?
Ini terulang lagi,aku lagi lagi memikirkannya.=.=
Dia tersenyum.Dia mengerjai teman sebangkunya,teman sebangkunya kesal,dia meminta maaf dan bilang hanya bercanda,lalu mereka baikan dan tertawa bersama lagi.Dia menjawab pertanyaan di papan kelas.Dia menjatuhkan pulpennya.Pulpennya warna biru.Dia dimarahi guru karena memakai topi di kelas.Ternyata dia sekretaris kelas.Dia mempresentasikan tugas kelompoknya bersama teman sebangkuku di depan kelas.Ternyata dia punya koleksi buku yang cukup banyak.Dia lincah sekali.Dia tak bisa diam selama lima menit,kecuali kalau lagi kerja tugas.Dia pintar Bahasa Inggris.Dia penggila Matematika,wow.Namanya dikenal oleh banyak guru.Dia suka membawa botol minumnya sendiri.Dia jarang sekali atau tidak pernah kulihat ke kantin.Dia suka sekali menjawab pertanyaan dari guru.Dia pernah melerai kedua temannya yang sedang bertengkar.Dia dulu ketua kelas.Dia memakai jam tangan di tangan kirinya.Baju batiknya beda sendiri diantara teman kelas yang lain.Dia peduli agama.Jarang sekali aku lihat remaja yang peduli agama.Dia sulit bilang huruf ‘S’.Dia senang sekali bertanya.Dia senang sekali berdebat.Buku tulisnya tidak disampul.Dia suka sekali kartun dan komik Jepang.Teman sebangkuku pernah tinggal di Jepang,pantas saja mereka akrab sekali.Tiba-tiba aku berandai-andai kalau saja dulu aku juga tinggal di Jepang.Ha-ha.Dia akrab sekali dengan guru Matematika kami.Dia juga suka Fisika.Pintar sekali dia.Dia mengidolakan tokoh Al-Khawarizmi,tokoh Islam yang mencetuskan aljabar.Dia suka sekali memakai topinya.Oh,ya.Dia suka buku fiksi.
Tanpa kusadari,banyak sekali hal yang ku perhatikan.Ada apa ini?!Aku mulai,oh atau sudah aneh sekarang.
Setiap ada kesempatan,aku terdiam,melamun.Bertanya ‘apa yang sedang terjadi’ pada diriku sendiri.’Aku kenapa?Aku kenapa?’ pertanyaan itu terus berputar di kepalaku.Dan mungkin ini yang paling aneh,setiap aku melihat hujan,aku jadi mengingatnya.Hah?Apa hubungannya?Aku juga tak tahu.Aku jadi jarang tersenyum dan tertawa.Oh,Tuhan.. apa semua perubahan ini karena orang itu?Tidaaaaaaaaaak!!!!!Aku bingung,aku tak bisa curhat pada siapapun kecuali Tuhan.Entahlah,aku tak ingin membicarakan hal ini dengan siapapun,mungkin belum saatnya.
Dan.BAM!BAM!BAM!Aku sadar,aku suka padanya.Dan aku,malah memanjakan perasaan ini.Seandainya saja aku langsung menghilangkannya.Tapi,aku tak bisa.Aku semakin memikirkannya.Aku semakin iri melihat ke akraban dia dengan teman sebangkuku.
Sejak tahu aku suka padanya.Aku jadi sering sekali mendengar music-musik tentang cinta.Aku jadi sering sekali menulis isi hatiku dalam bentuk puisi.Kenapa aku melakukan ini semuaaaaaa?!!!Aku jadi sering sekali berharap bahwa aku bisa mengobrol dengannya,dan melihat dia tersenyum di depanku.Aku juga ingin membahas banyak hal dengannya.Seperti yang mereka lakukan.Setiap dia berada di dekatku,jantungku langsung berdegup kencang,dan rasanya sedih saat tahu ternyata ia datang untuk mengobrol dengan teman sebangkuku.Pernah,satu kali mereka mengobrol di depanku,rasanya aku ingin sekali pergi darisitu,tapi tidak mungkin,nanti mereka akan curiga padaku.Aku menahan rasa iriku,aku menahan tangisku.Tunggu,apa aku mulai menangis karenanya?Ya,kurasa.
Aku tak menyangka ini akan terjadi,dia datang padaku,untuk mengumpulkan buku tugas Matematikaku.Ya,kebetulan hari itu dia yang diberi tugas untuk mengumpulkan buku anak-anak di kelas.Dia datang padaku,tersenyum dan meminta bukuku untuk dikumpulkan,aku memberikannya dan mengucapkan ‘terimakasih’,entah apa dia mendengar atau tidak.Karena aku merasa tenggorokanku tercekat,saking gugupnya.Setelah dia pergi,aku menghela napas…lega.
Tak lama,tiba-tiba dia kembali datang padaku.Membawa sebuah buku yang bergambar,di gambar itu ada sekitar lima orang.Dia menyebutkan sebuah nama dan memintaku untuk menunjuk orang di dalam gambar itu dari nama yang dia sebut.Awalnya aku merasa bingung,untuk apa dia melakukan ini?Tapi,jujur,aku senang.Ini ketiga kalinya ia berbicara padaku.Pertama saat meminjamkan pensil warna,kedua saat memintaku mengumpulkan buku,dan ketiga yang ini.Setelah dia pergi,kurasakan wajahku bersemu merah.Aaaaaaaaaa tidaaaaaak!!!!
Setelah kejadian itu,setiap malam aku terus memikirkannya.Aku senyum-senyum sendiri.Rasanya bahagia sekali.Ini parah.Tapi,aku membiarkannya.
Tiba-tiba,beberapa hari menjelang Idul Adha,ada satu sms masuk,dan itu dari dia.What?!Aku kaget bukan main.Gak percaya,tapi aku senang.Dia juga membangunkanku sahur,dia menelfonku.Aku mengangkatnya dengan mata yang masih mengantuk.
‘Assalamu’alaikum?’ sapaku.Klik.Telfonnya dimatikan.Oh,dia hanya miss call rupanya.Tapi aku senang.Parah.
Keesokan harinya di sekolah,saat akan pulang.Kami semua satu kelas saling bersalaman untuk bermaaf-maaf-an.Karena besok adalah Hari Raya Idul Adha.Kami semua berjejer untuk bersalaman.Tapi,aku tak bersalaman dengannya.Aku cukup sedih,tapi berlebihan juga bila aku sangat sedih karena tidak bersalaman dengannya.Setelah bersalaman,aku pun berjalan pulang.Tapi,saat aku berjalan di koridor sekolah,aku seperti mendengar ada seseorang yang memanggilku ‘Azalea!’ ya,seperti itu.Tapi,aku tak mempedulikannya,mungkin aku salah dengar,dan aku terus berjalan.Saat aku mencapai gerbang,suara itu muncul lagi,dengan volume yang lebih besar.’Azalea!’ teriaknya lagi.Aku berhenti dan berbalik,kulihat dia sedang berlari menuju ke arahku.Hari itu dia memakai jaket coklat,mmmm..charming.Dan…sejak saat itu,jaket coklat itu menjadi favoritku.Anehnya.Ia berdiri di hadapanku,tersenyum lalu menyebut namaku lagi dengan pelan.Rasanya senang sekali.Dan ia pun berkata,
‘Tadi belum salaman,hehehe..’ Ia menyodorkan tangannya,aku tersenyum dan aku bersalaman dengannya.Sebenarnya tidak bersalaman,kami saling menelungkupkan kedua tangan kami agar tidak bersentuhan.Setelah itu ia tersenyum lagi.
‘Ya udah.Daaah!’ ucapnya sambil melambaikan tangan lalu menghilang dari hadapanku.Hari itu,aku pulang ke rumah dengan tersenyum.Aku tak bisa berhenti tersenyum,aku terus mengingat kejadian tadi.Aku merasa senang.Oh,tidak.
Lalu,kami menjadi sering sekali bertukar pesan.Kami membicarakan banyak hal.Tugas sekolah,novel,film,Negara-negara,agama,dan yang lainnya.Kini ia bicara padaku seperti dia bicara pada teman sebangkuku,tapi ini beda..kami mengobrol ‘hanya’ lewat ‘sms’.Walaupun begitu,aku tetap senang.Heuh,aku sudah gila.
Hampir setiap hari kami bertukar pesan.Lebih sering,kami membahas tugas sekolah.Sesekali,ia membantuku mengerjakan tugas yang sulit.Ia begitu baik dan menyenangkan.Setiap kali aku mengobrol dengannya,aku merasa senang.Saat mengobrol,dia begitu nyambung denganku.Seru untuk diajak ngobrol.
Azalea Ayu
I can't read your mind.

Pernah gak sih berharap bisa baca pikiran orang lain? Kayak Alice di film Twilight(ya,itu film,fiksi) Pasti gak ada yang namanya salah paham di dunia ini kalo semua orang bisa baca pikiran. Heuheu gimana ya kalo itu terjadi. Pernah ngerasain disalahin mulu? Sama semua yang kamu lakuin,kamu anggep itu semua bukan kesalahan,tapi ternyata orang lain bilang itu salah.. gimana rasanya?Marah?Kesel?Atau sedih?Sampe pengen nangis? Apa mereka berhak bilang semua yang kita lakuin itu salah.. padahal kita gak tau apa mau mereka sebelum kita melakukan hal yang mereka bilang 'salah' itu. Itulah salah satu salah paham. 

Too deep.

Pernah dimarahin dengan kata-kata yang nusuk banget ke hati? Terlalu nusuk ke hati. Gimana rasanya? Kata 'tusuk' ternyata bukan cuma perumpamaan aja, itu bener-bener terjadi, rasanya emang kayak ada yang nusuk ke hati kita, dan rasanya hati kita kayak berat, kaku. Apa mereka sempet berpikir dua kali sebelum ngucapin kata-kata yang mereka bilang itu? Seperti yang mereka bilang kalo kita mau ngomong,harus berpikir dua kali dulu.. 

Change.

Pernah ngeri denger kata ini? Berubah, perubahan. Bilang mau berubah itu gampang. Tapi usaha untuk berubah itu susah. Gimana rasanya kalau kita gagal untuk berubah? Sampai putus asa? Perubahan itu terjadi karena diri kita sendiri, gak ada yang bisa buat kita berubah selain diri kita sendiri.. perubahan butuh niat, nah niat itulah yang susah kita pegang dari awal.

Oke deh cukup untuk kali ini. 


Cheers, aza.

Minggu, 17 Juli 2011

Quote of The Day

“..siapapun kita, dimanapun kita.. rentangkan pena kita seerat mungkin.. belahan dunia manapun bisa kita lewati melalui pena..

tulisan itu adalah hati.. dimana hati kita ada disitu.. kita ga
berani ngomong maka tulisan adalah tempat kita.. kita ga berani nangis maka tulisan kita adalah tangisan.. kita ga berani marah maka tulisan kita adalah amarahnya.. 


jangan pernah menyerah untuk menulis ... sebab kata Rasulullah Saw bahwa sebaik - baiknya amal adalah yang dikerjakan dengan tangannya sendiri.. menulis adalah satu satunya ..”




 -Ridwan Ibnu Asikin

Ayah

Ayah,
Maaf jika selama ini aku hanya dekat dengan Bunda,
Maaf jika selama ini aku hanya merangkai kata-kata indah untuk Bunda,
Maaf jika selama ini aku hanya ingin melakukan berbagai hal dengan Bunda,
Maaf jika selama ini aku terlihat tak peduli padamu,
Maaf jika selama ini sikapku mengecewakanmu,

Ayah,maafkan aku..
Ketika aku sakit,aku hanya ingin Bunda yang merawatku
Ketika aku butuh teman bicara,aku hanya ingin Bunda yang mendengarkan aku

Ayah,
Aku tahu kita jarang sekali bicara
Aku tahu kita seringkali bertengkar
Aku tahu kita jarang sekali tertawa bersama

Ayah,
Bukannya aku tidak mencintaimu,
Bukannya aku tidak ingin dekat denganmu,
Bukannya aku tidak ingin tertawa bersamamu,

Ayah,
Cintaku padamu tak beda dengan cintaku pada Bunda

Ayah,
Aku ingin memelukmu seperti aku memeluk Bunda
Aku ingin melakukan berbagai hal denganmu
Aku ingin dekat denganmu
Bertukar cerita,
Menonton film bersama,
Naik komedi putar,
Pergi ke toko buku,
Beli es krim,dan masih banyak lagi

Ayah,
Saat aku kecil,kau rela terjaga di tengah malam untuk menenangkanku
Saat aku kecil,kau dengan sabar mengajariku naik sepeda
Saat aku kecil,kau membuatkanku rumah boneka
Aku mencintaimu Ayah,


*Buatlah beliau bahagia selama beliau masih di sampingmu :')

Xoxo, Aza.

Poem of The Day

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh..


Teruntuk saudaraku seiman..


Tengoklah alam yang mulai terjaga disana..


Tengoklah embun,pepohonan,awan,matahari,dan seluruh alam yang sedang merapatkan
sujudnya pada Sang Penguasa Mayapada..


Setelah itu,dengarkanlah mereka..mereka bertasbih


Saudaraku,adakah dari mereka yang menyentuh hatimu?


Saudaraku,subuh ini begitu indah dan damai..


Penuh tasbih...penuh doa..penuh rahmat...


Lekaslah engkau terjaga dan merapatkan sujudmu pada Sang Ilahi..


Dan bersyukurlah atas hembusan nafas dan detakan jantung yang masih Ia berikan
kepadamu hingga pagi ini...

Rainy Days

Tepat pukul 13.00 siang lonceng berbunyi,aku dan teman-teman yang lain langsung membereskan beberapa buku dan perlatan tulis yang ada di meja kami.Setelah mengucapkan salam pada guru,kami semua bergegas menuju pintu keluar.Waktunya kembali ke rumah.Setelah keluar dari kelas,aku diam di depan kelas,aku menunggu seseorang,teman pulang bareng.

“Yuna!” Nah,itu dia.Kini dia berjalan menghampiriku melewati kerumunan anak lainnya.

“Yuna,kamu pulang duluan saja.Aku masih ada urusan di sekolah,aku harus ke ruang guru.” Ucapnya.Oh,aku cukup kecewa.Biasanya kami selalu pulang bersama,tidak seru rasanya tanpa teman ngobrol kalau pulang sekolah.

“Aku bisa menunggu.” Tawarku.

“Tidak usah,aku disini sampai jam dua,pasti kau akan bosan.” Jawabnya.Aku berpikir sebentar lalu mengangguk mengerti.

“Baiklah,aku pulang ya!” pamitku.Lalu setelah itu aku berjalan sendirian menuruni tangga,melewati koridor sekolah,saat menuju gerbang tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.Ah,kenapa tiba-tiba sekali?Menyebalkan,mana aku tidak bawa payung!

Akhirnya,terpaksa aku menunggu di depan sekolah,di dekat pos satpam.Banyak juga yang menunggu sepertiku.Hujan kali ini memang tak terduga.Aku menghela napas,sudah pulang sendirian,dicegat hujan pula?Oh,Tuhan..

Bukannya mereda,hujan malah semakin deras.Katanya,kalau hujan berarti awan menangis ya?Haha entah darimana aku dapat berkata seperti itu.

Aku memang suka hujan,tapi entah kenapa hari ini tak seperti itu.Mungkin karena aku lagi badmood?Entahlah.

“Hei,kau.” Seru seseorang dari sampingku,suara laki-laki.Siapa?Aku menoleh pelan dan DEG!Itu Sean!Teman kelasku,sekretaris kelasku,dan orang yang ku kagumi.Bukannya tadi dia sudah pulang?Ah,kenapa pula ia memanggilku?Jantungku sudah berdegup tak karuan.Aku hanya diam,sedang dia semakin menghampiriku.Lalu berhenti tepat disampingku,aku menoleh lagi,ia tersenyum.

“Kau ini…Yuna kan?” tanyanya.

“Ya.” Jawabku gugup.Ia tertawa kecil.

“Kau kenapa?” tanyanya lagi.

“Hah?Gak,gak kenapa-kenapa kok.” Jawabku.Ia tertawa lagi.Terus saja tertawa,aku senang melihatnya.

“Kau mengenalku kan?” tanyanya.

“Iya,tentu saja.” Jawabku mencoba tersenyum,tapi bibirku masih tegang karena gugup.

“Hmm baguslah.Kau tidak pulang?” tanyanya.

“Kau tidak lihat?Ini kan sedang hujan,aku tidak bawa payung.” Jawabku.Dia mengangguk-angguk.

“Oh.” Jawabnya.Apa?Oh?Singkat sekali!Jawaban ‘oh’ saja memang menyakitkan ya..

“Kau sendiri?” tanyaku.Ia menoleh lalu tersenyum.

“Sama.Hujan.” jawabnya.Kini giliran aku yang mengangguk-angguk.

Suasana hening,tak ada yang bicara diantara kami.Kecuali orang-orang yang di sekitar kami.Bagiku,kini yang kudengar hanya bunyi gemericik air hujan.Menyenangkan,akhirnya aku bisa kembali pada diriku yang sebelumnya,pengagum hujan.Jadi,aku sudah tidak kesal lagi harus menunggu disini,apalagi ditemani orang yang aku kagumi.Sean.

“Kau mau pulang?” tanyanya mengejutkanku,lalu aku menoleh.Di tangan kanannya kini,ia sudah memegang sebuah payung lipat berwarna biru tua.Aku kaget bukan main.

“Kau,bawa,payung?!” pekikku.Ia tampak kebingungan.

"Ya.Memangnya kenapa?Kenapa kaget seperti itu?” tanyanya.Aku mengusap wajahku.

“Ya ampun,Sean.Kalau kau bawa payung,kenapa tidak pulang daritadi?” tanyaku.

“Tadi aku belum mau pulang.” Jawabnya polos.

“Apa?Hah,terserah kau saja.” Balasku.

“Kau mau ikut?” tanyanya.Aku menoleh kaget.Apa ini sungguhan?Atau aku hanya terlena terbawa gemericik air hujan?Tidak,tidak,ini nyata.Kini aku masih menatap Sean,dan dia nyata.Bukan khayalanku.

“Mau tidak?Daripada nanti hujannya tambah deras.Kau pulang naik apa?” tanyanya lagi meleburkan lamunanku.

"Ah?Ya,aku naik bus,di halte ujung sana.” Jawabku menunjuk arah sebelah kanan.Dia mengangguk,lalu membuka payungnya dan menyuruhku masuk.

“Ayo!” ajaknya.Aku melangkah saja mendekatinya,lalu kami jalan berdampingan dibawah satu payung.Apakah ini tidak romantic?Bagiku iya,tapi apa Sean juga merasakannya?AKu tak tahu.

“Romantis ya.Haha.” celetuknya tertawa.

“Apa?” tanyaku kaget.Apa dia baru saja bilang romantic?

“Apa?Maksudmu?” tanya Sean menatapku lalu sedetik kemudian membuang muka.Haha,dia lucu sekali.

“Oh,tidak jadi.” Jawabku.Dan kami terus berjalan menuju halte,setelah percakapan tadi suasana hening.Kini aku hanya mendengar gemericik air hujan.Yang semakin lama semakin menenangkan hatiku yang tak karuan.Aku berada disamping Sean!Dia mengantarkanku!

Setelah sampai di halte,Sean tetap berdiri disampingku.Aku bingung sekali.

“Kau tidak pulang?” tanyaku.

“Aku menunggu bus juga.” Jawabnya.

“Kau?Bus warna apa?” tanyaku.
“Merah.” Jawabnya.Ah,tidak sama denganku.

“Aku biru.” Jawabku tanpa diminta.Saat aku menoleh ke arahnya,ia hanya tersenyum.Tak lama bus jurusanku datang.Aku menatap Sean lalu pamit.

“Sampai jumpa.Hati-hati!” serunya saat aku menaiki tangga naik bus.Aku menoleh dan tersenyum.Aku memilih duduk di bagian tengah,tempat yang dekat dengan jendela.Saat bus mulai berjalan,aku melambaikan tangan pada Sean.Ia tersenyum sambil membalas lambaian tanganku.Lalu bus semakin melaju dan aku tak dapat melihatnya lagi.Aku bahagia sekali.

La~la~la~

Keesokan harinya,aku melangkah penuh senyuman menuju kelas.Hari ini aku merasa sangat bahagia.Seperti ada sesuatu yang tiba-tiba menyulut api semangatku.Mungkinkah Sean?Mungkin saja.Sejak kemarin,aku tak bisa melupakannya.Apalagi kejadian kemarin.Akan kuingat selamanya.

Setelah sampai di kelas,lonceng tanda masuk pun berbunyi.Semua teman kelas yang berada di luar langsung bergegas masuk,menempati kursi mereka masing-masing.Semuanya duduk manis.Dan guru pun telah datang.Mataku mencari sosoknya,Sean,ia belum datang,kursinya masih kosong.Kemana dia?

“Permisi.” Tiba-tiba suara itu datang dari arah pintu.Saat kulihat siapa itu,ternyata Sean.Dia baru saja datang.Setelah minta maaf pada guru pelajaran pertama kami,ia segera berjalan menuju bangkunya.Aku tersenyum senang.Lalu pelajaran pertama dimulai.Dimulai dengan pelajaran Sejarah,salah satu pelajaran kesukaanku.Hari ini kami membahas tentang kemerdekaan Indonesia.

“Ada yang tahu apa itu naskah Proklamasi otentik?” tanya Bu Wida.

“Saya,Bu!” ucapku mengkat tangan,namun ternyata ada suara lain..aku menoleh ke belakang dan aku melihat Sean juga mengangkat tangannya.Ia tersenyum,kami cukup lama saling menatap.

“Baiklah,Yuna!” seru Bu Wida.Aku tersadar dan tersenyum senang,aku berdiri dari bangkuku lalu mulai menjawab.

“Naskah Proklamasi otentik itu adalah naskah Proklamasi yang sudah diketik dan ditandatangani oleh Ir.Soekarno Hatta.” Jawabku.Lalu semuanya bertepuk tangan,haha tidak penting sekali.Bu Wida tersenyum dan bilang bahwa jawabanku benar,lalu aku kembali duduk,saat aku menoleh untuk melihat Sean,ia berbisik.
Kau menang hari ini.” Ucapnya tersenyum.Aku membalasnya dengan senyuman,lalu Bu Wida mulai menjelaskan tentang kemerdekaan Indonesia.Aku mulai menikmati.Sejarah memang selalu bisa kunikmati.Bukan matematika,yang selalu membuatku pusing.

La~la~la~

Jam pertama pun dimulai.Ini waktunya istirahat,aku melangkah keluar kelas dan tiba-tiba saja hujan turun.Kali ini gerimis,sungguh indah.Aku berdiam di tembok penyangga depan kelas.Aku memandang ke lantai bawah,ada lapangan,taman beserta air mancur,dan murid-murid lain yang berlalu lalang.Aku tersenyum senang.Hari ini dimulai dengan sangat baik.Terimakasih Tuhan.

Saat aku sedang menatap hujan,seseorang datang menghampiriku,berdiri disampingku.Aku menoleh dan kutemukan Sean tengah menatapku.Aku cukup terkejut.

“Sean.Mengagetkan saja.” Ucapku.Ia tersenyum.

“Benarkah?Itu salahmu sendiri.Menatap hujan sampai sebegitunya.Baru lihat hujan ya?” tanyanya cekikikan.Aku memasang wajah cemberut.

“Biar saja.Dengan menatap hujan aku merasa nyaman.” Jawabku kembali menatap hujan.

“Benarkah?Bagaimana bisa?” tanyanya.

“Aku bisa,dengan caraku.” Jawabku tersenyum bangga.

“Ngg?Aku gak ngerti.” Balasnya.Aku terkikik.

“Aku suka hujan.” Ucapku.Ia menoleh lagi.

“Kenapa?Apa yang membuat hujan tampak istimewa bagimu?” tanyanya,menatapku,menunggu jawabanku.

“Mmm..baiklah akan aku jawab.Saat hujan turun,karena gemericik airnya yang menyentuh tanah,bau basah tanah yang terkena hujan,butir-butir hujan yang menyentuh dedaunan,jendela yang terkena embun,dengan begitu kita dapan menulis atau menggambar apapun di jendela itu,butir-butir hujan yang menyentuh tangan dan wajahku..” jawabku tertahan.Aku tersenyum menatap hujan yang perlahan turun,lalu berkata,”Aku merasa nyaman saat hujan turun,ia seperti menemaniku..”

Prok!Prok!Prok!Tiba-tiba Sean bertepuk tangan,ia tersenyum lalu tertawa kecil.Aku membisu,ia sungguh tampan.Aku belum pernah melihat Sean tertawa dan tersenyum seperti itu,ia tampak lebih bahagia dan lepas.Lalu ia berhenti tepuk tangan.

“Hei,Yuna!Kau baik-baik saja?” tanya Sean membuatku tersadar dari lamunanku.Aku menunduk,aku gugup sekali.

“Yuna?” panggil Sean.

“Aku tidak,apa-apa..” jawabku.Lalu ia meluruskan tangannya ke depan.Butir-butir hujan menyentuh kedua tangannya.Ia tersenyum lalu kembali menatapku.

“Bukankah ini kesukaanmu?” tanyanya.Aku mengangguk lalu aku juga membiarkan kedua tanganku tersentuh butir-butir hujan yang sejuk.Kami berdua tertawa.Ada rasa bahagia yang begitu membuncah.Jujur,aku belum pernah se-bahagia ini.Apalagi bahagia bersama orang yang aku kagumi.

La~la~la~

Semenjak bertemu di depan sekolah,mm sebenarnya kami sering bertemu di kelas,tapi baru kali ini kami berkomunikasi.Biasanya kami saling bicara jika ada perlu saja,semacam tugas.Aku dan Sean menjadi semakin akrab,selain sering mengobrol di sekolah,kami sering bertukar pesan.Membahas apapun yang kami sukai,tertawa,tersenyum,dan pernah kami berdebat hingga kami bermusuhan selama 15 jam.Debat kami pun terkadang membuatku menangis.Namun,kami selalu berdamai pada akhirnya dan tertawa saat mengenang permusuhan kami yang konyol itu.

Sean sering membantuku dalam mengerjakan tugas.Dia sangat pintar Matematika,ia sering mengajariku jika ada yang sulit.Ia tak pernah keberatan,ia bilang ia justru sangat senang kalau aku memintanya untuk mengajariku.
Semenjak ada dirinya,hari-hariku terasa lebih berwarna.Aku jadi sering tersenyum dan tertawa.Lambat laun,aku sadari bahwa aku memiliki perasaan lain padanya.Bukan hanya kagum,namun..ada perasaan yang berwarna merah jambu,dan perasaan itu kini mendiamiku.Apa harus ku sebutkan nama perasaan itu?Hmm..ya,tidak,ya,tidak,ya,tidak..BAIKLAH!Perasaan cinta.

Aku seringkali curhat padanya tentang perasaanku.Aku bilang,aku menyukai seseorang dan aku tak bisa melupakannya.Padahal orang itu dia.Lucu sekali.Tapi,rasanya lega.Dia begitu baik mau mendengar curhatku,kadang dia pun memberikan saran-saran untukku.Aku senang sekali.Tak penting ia suka juga padaku atau tidak,yang terpenting adalah kini ia disampingku,cukup begitu saja.

Oh,ya.Kami pun sering membicarakan hujan.Karena aku,dia jadi ketularan suka hujan.Kadang kita saling memberitahu kalau hujan turun.Senangnyaaaa..

La~la~la

Malam ini,perasaanku tidak enak.Bukan karena habis ujian,ya aku baru saja menyelesaikan ujian hari ini.Perasaan tidak enak itu muncul dari Sean.Ya,dari sore tadi aku mengiriminya sms,tapi tak ada balasan.Isinya ringan,tentang ujian kami seminggu ini.Sampai malam ini,tak ada balasan juga.Apa dia tidak ada pulsa?Ah,tidak biasanya seperti ini.Lalu aku mencoba menelfonnya,hanya untuk miss call.

Tut..tut…tut.Klik.Dimatikan.Aku mencobanya lagi,dan handphoenya tidak aktif.Sean?

Deg..deg..deg.Jantungku berdegup.Perasaan tidak enak itu semakin menghantuiku.Ada apa ini?Sean,kau dimana?Jawablah,kumohon..

Aku pun mulai merindukannya.Saat kulihat jam dinding di kamarku.Pukul 03.00 pagi.Wauw,niat sekali ya aku menunggu balasan sms-nya?Kurang kerjaan,Yuna!Teriakku pada diri sendiri.Dan aku mulai menangis,air mata itu turun begitu saja.Ada rasa sakit disini,dihatiku.

La~la~la

Esok harinya,aku bertekad untuk menanyakan langsung pada Sean mengapa ia tidak membalas sms-ku.Nah,itu dia!Dia sedang bersandar pada tembok penyangga di depan kelas.Tempat kami biasa mengobrol.

“Sean.” Panggilku.Ia menoleh,dan kaget saat melihatku.Dari wajahnya,ia sangat kaget.

“Kau kenapa?Seperti melihat hantu saja saat melihatku.” Tanyaku terkekeh.Dia diam,wajahnya dingin,menatapku tajam.Ada apa ini?

“Ada perlu apa?” tanyanya ketus.Seperti ada tombak yang menohok di hatiku.

“Mm..kenapa,kenapa kau tak membalas pesanku kemarin?Tidak ada pulsa ya?” tanyaku.

“Heuh.Ckck.” balasnya seperti kesal lalu membuang muka.
Hanya itu?Hanya itu keperluanmu?” tanyanya semakin ketus.Mataku mulai berkaca-kaca,kutarik napasku dalam-dalam.Siapa dia?Apa dia Sean yang kukenal se-tahun ini?Apa yang terjadi padanya?Siapapun tolong katakana padaku bahwa dia bukan Sean!!!

“Apa maksudmu?” tanyaku tak percaya.

“Baiklah,agar kau puas.Aku sengaja tak membalas pesanmu.” Jawabnya dengan nada yang sangat mengiris hatiku.Aku beku,aku diam,dan aku mulai menangis,di hadapannya.Aku tak bisa berkata-kata lagi.Apa benar yang kini berada di hadapanku adalah Sean?Sean tidak se-dingin ini.Sean yang kukenal,penuh senyuman.

“Dan satu hal lagi,jangan menelfonku lagi.Aku sibuk.” Ucapnya lalu pergi begitu saja.Air mataku terus mengalir.Benarkah Sean sudah pergi?Meninggalkanku dengan perasaan jijik?Hatiku hancur.Benar-benar hancur kali ini.

La~la~la

Sudah sebulan semenjak kejadian itu.Aku masih saja merindukannya.Aku tak bisa melupakannya.Setiap malam aku meringkuk di kamarku,penuh air mata dan rasa tak percaya.AKu masih tak percaya dengan apa yang terjadi.Hatiku terus memanggilnya.Dimana Sean?Dimana dia?

Sudah sebulan juga aku tak tahu kabarnya,tak mengobrol dengannya.Mungkin,mendengar namaku saja ia enggan.Aku tak bisa melupakannya.Setiap detik,aku berharap handphoneku akan berbunyi dan aku mendapat pesan darinya.

Sean pasti punya alasan atas sikapnya.Tapi,apa alasan itu?Aku tak tahu.Aku sungguh ingin tahu,tapi tak mungkin aku menanyakannya pada Sean.Dia mungkin akan mengusirku,atau dia berpura-pura tak melihat atau mendengarku.

Aku merasa payah.Nangis tiap malam.Melakukan hal bodoh,diam di kamar,menyia-nyiakan waktu hanya dengan memikirkan Sean,dan yang lainnya.

Aku sungguh merindukan Sean.

Aku merindukanmu.

Aku membutuhkanmu.

Aku ingin kau bicara padaku lagi.

Aku ingin..


La~la~la~

Satu tahun setelah aku pindah sekolah.Sekarang aku berada di pinggir jalan dekat rumahku,sekedar lari sore.Hari ini hujan,aku tersenyum.Sean.Apa kabar dia?Perasaan itu masih ada,sedikit.Tidak sebesar dulu.Aku sadar,buat apa sih bicara tentang cinta untuk sekarang ini?Aku masih sekolah,seharusnya aku bisa fokus pada sekolahku dulu.Urusan cinta,masih jauuuuuuh.Sekarang,aku hanya perlu mencari banyak teman,meraih mimpiku,dan kembali tersenyum menikmati hidup yang hanya satu kali.

Aku berhenti dan berteduh di sebuah halte.Lalu menatap ribuan butir hujan itu dengan senyuman.
Dddrrrttt…drrrtt…Oh it's another rainy day….another excuse for me to hide away…fog on the window I write your name….

Handphoneku berdering.Aku mengambilnya dari saku jaket yang kupakai.Saat kulihat,ada satu pesan.Nomor tak dikenal,siapa ya?Lalu segera aku membuka pesan itu dan membacanya.

Apa kabar?semoga kau baik-baik saja.
Dan maaf.

Aku mengerutkan dahiku.Bingung.Siapa ini?Apa yang dia katakan?Kenapa orang ini meminta maaf padaku?Kenal saja tidak.Tapi,kenapa jantungku berdegup dengan kencang?Apa ini…Ah,tidak mungkin.Mana bisa pengirim sms ini adalah Sean?Bukankah dia sudah benci padaku?

Hmm..masalah benci.Sampai saat ini aku tak tahu alasan kenapa Sean membenciku.Aku tahu saja ia membenciku,buktinya..perubahan sikapnya waktu itu.Ah,cukup.Aku tak mau membahasnya lagi.Itu hanya masa lalu yang sekarang hanya bisa aku kenang.

Lalu,ku ambil headset dari saku jaketku yang satunya,kupasangkan pada handphoneku,setelah terpasang,aku menyalakan music player-nya.Ku masukkan handphoneku ke saku,kupasang headset pada kedua telingaku.Terdengar lagu favoritku,Plain White T’s-Rainy Day.Lalu aku berlari menembus hujan,rasanya menyenangkan dan nyaman.Hujan selalu ada untukku.

Oh it's another rainy day,
Another excuse for me to hide away,
Fog on the window I write your name,
Oh it's another rainy day.
Outside a cloud is forming,
In my heart the rain is pouring down, endlessly
The sky is gray Just like me,just like me.
Oh its another rainy day
The sun isn't out to scare the dark away
Step outside to try to wash you away,
Oh its another rainy day,
Outside a cloud is forming,
In my heart the rain is pouring down, endlessly
The sky is gray Just like me,
All my tears Flood the streets,
The sky is gray just like me, just like me.
Well its cold & its gloomy,
What are you doing to me?
is the storm ever breaking
If Only you could make it stop raining
Outside a cloud is forming,
In my heart the rain is pouring down, endlessly
The sky is gray Just like me
All my tears flood the streets
the sky is gray just like me, just like me.
Oh its another rainy day, just like me.
Just like Oh its another rainy day...




- Ini dari kisah nyata lho :')