Minggu, 17 Juli 2011

Rainy Days

Tepat pukul 13.00 siang lonceng berbunyi,aku dan teman-teman yang lain langsung membereskan beberapa buku dan perlatan tulis yang ada di meja kami.Setelah mengucapkan salam pada guru,kami semua bergegas menuju pintu keluar.Waktunya kembali ke rumah.Setelah keluar dari kelas,aku diam di depan kelas,aku menunggu seseorang,teman pulang bareng.

“Yuna!” Nah,itu dia.Kini dia berjalan menghampiriku melewati kerumunan anak lainnya.

“Yuna,kamu pulang duluan saja.Aku masih ada urusan di sekolah,aku harus ke ruang guru.” Ucapnya.Oh,aku cukup kecewa.Biasanya kami selalu pulang bersama,tidak seru rasanya tanpa teman ngobrol kalau pulang sekolah.

“Aku bisa menunggu.” Tawarku.

“Tidak usah,aku disini sampai jam dua,pasti kau akan bosan.” Jawabnya.Aku berpikir sebentar lalu mengangguk mengerti.

“Baiklah,aku pulang ya!” pamitku.Lalu setelah itu aku berjalan sendirian menuruni tangga,melewati koridor sekolah,saat menuju gerbang tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.Ah,kenapa tiba-tiba sekali?Menyebalkan,mana aku tidak bawa payung!

Akhirnya,terpaksa aku menunggu di depan sekolah,di dekat pos satpam.Banyak juga yang menunggu sepertiku.Hujan kali ini memang tak terduga.Aku menghela napas,sudah pulang sendirian,dicegat hujan pula?Oh,Tuhan..

Bukannya mereda,hujan malah semakin deras.Katanya,kalau hujan berarti awan menangis ya?Haha entah darimana aku dapat berkata seperti itu.

Aku memang suka hujan,tapi entah kenapa hari ini tak seperti itu.Mungkin karena aku lagi badmood?Entahlah.

“Hei,kau.” Seru seseorang dari sampingku,suara laki-laki.Siapa?Aku menoleh pelan dan DEG!Itu Sean!Teman kelasku,sekretaris kelasku,dan orang yang ku kagumi.Bukannya tadi dia sudah pulang?Ah,kenapa pula ia memanggilku?Jantungku sudah berdegup tak karuan.Aku hanya diam,sedang dia semakin menghampiriku.Lalu berhenti tepat disampingku,aku menoleh lagi,ia tersenyum.

“Kau ini…Yuna kan?” tanyanya.

“Ya.” Jawabku gugup.Ia tertawa kecil.

“Kau kenapa?” tanyanya lagi.

“Hah?Gak,gak kenapa-kenapa kok.” Jawabku.Ia tertawa lagi.Terus saja tertawa,aku senang melihatnya.

“Kau mengenalku kan?” tanyanya.

“Iya,tentu saja.” Jawabku mencoba tersenyum,tapi bibirku masih tegang karena gugup.

“Hmm baguslah.Kau tidak pulang?” tanyanya.

“Kau tidak lihat?Ini kan sedang hujan,aku tidak bawa payung.” Jawabku.Dia mengangguk-angguk.

“Oh.” Jawabnya.Apa?Oh?Singkat sekali!Jawaban ‘oh’ saja memang menyakitkan ya..

“Kau sendiri?” tanyaku.Ia menoleh lalu tersenyum.

“Sama.Hujan.” jawabnya.Kini giliran aku yang mengangguk-angguk.

Suasana hening,tak ada yang bicara diantara kami.Kecuali orang-orang yang di sekitar kami.Bagiku,kini yang kudengar hanya bunyi gemericik air hujan.Menyenangkan,akhirnya aku bisa kembali pada diriku yang sebelumnya,pengagum hujan.Jadi,aku sudah tidak kesal lagi harus menunggu disini,apalagi ditemani orang yang aku kagumi.Sean.

“Kau mau pulang?” tanyanya mengejutkanku,lalu aku menoleh.Di tangan kanannya kini,ia sudah memegang sebuah payung lipat berwarna biru tua.Aku kaget bukan main.

“Kau,bawa,payung?!” pekikku.Ia tampak kebingungan.

"Ya.Memangnya kenapa?Kenapa kaget seperti itu?” tanyanya.Aku mengusap wajahku.

“Ya ampun,Sean.Kalau kau bawa payung,kenapa tidak pulang daritadi?” tanyaku.

“Tadi aku belum mau pulang.” Jawabnya polos.

“Apa?Hah,terserah kau saja.” Balasku.

“Kau mau ikut?” tanyanya.Aku menoleh kaget.Apa ini sungguhan?Atau aku hanya terlena terbawa gemericik air hujan?Tidak,tidak,ini nyata.Kini aku masih menatap Sean,dan dia nyata.Bukan khayalanku.

“Mau tidak?Daripada nanti hujannya tambah deras.Kau pulang naik apa?” tanyanya lagi meleburkan lamunanku.

"Ah?Ya,aku naik bus,di halte ujung sana.” Jawabku menunjuk arah sebelah kanan.Dia mengangguk,lalu membuka payungnya dan menyuruhku masuk.

“Ayo!” ajaknya.Aku melangkah saja mendekatinya,lalu kami jalan berdampingan dibawah satu payung.Apakah ini tidak romantic?Bagiku iya,tapi apa Sean juga merasakannya?AKu tak tahu.

“Romantis ya.Haha.” celetuknya tertawa.

“Apa?” tanyaku kaget.Apa dia baru saja bilang romantic?

“Apa?Maksudmu?” tanya Sean menatapku lalu sedetik kemudian membuang muka.Haha,dia lucu sekali.

“Oh,tidak jadi.” Jawabku.Dan kami terus berjalan menuju halte,setelah percakapan tadi suasana hening.Kini aku hanya mendengar gemericik air hujan.Yang semakin lama semakin menenangkan hatiku yang tak karuan.Aku berada disamping Sean!Dia mengantarkanku!

Setelah sampai di halte,Sean tetap berdiri disampingku.Aku bingung sekali.

“Kau tidak pulang?” tanyaku.

“Aku menunggu bus juga.” Jawabnya.

“Kau?Bus warna apa?” tanyaku.
“Merah.” Jawabnya.Ah,tidak sama denganku.

“Aku biru.” Jawabku tanpa diminta.Saat aku menoleh ke arahnya,ia hanya tersenyum.Tak lama bus jurusanku datang.Aku menatap Sean lalu pamit.

“Sampai jumpa.Hati-hati!” serunya saat aku menaiki tangga naik bus.Aku menoleh dan tersenyum.Aku memilih duduk di bagian tengah,tempat yang dekat dengan jendela.Saat bus mulai berjalan,aku melambaikan tangan pada Sean.Ia tersenyum sambil membalas lambaian tanganku.Lalu bus semakin melaju dan aku tak dapat melihatnya lagi.Aku bahagia sekali.

La~la~la~

Keesokan harinya,aku melangkah penuh senyuman menuju kelas.Hari ini aku merasa sangat bahagia.Seperti ada sesuatu yang tiba-tiba menyulut api semangatku.Mungkinkah Sean?Mungkin saja.Sejak kemarin,aku tak bisa melupakannya.Apalagi kejadian kemarin.Akan kuingat selamanya.

Setelah sampai di kelas,lonceng tanda masuk pun berbunyi.Semua teman kelas yang berada di luar langsung bergegas masuk,menempati kursi mereka masing-masing.Semuanya duduk manis.Dan guru pun telah datang.Mataku mencari sosoknya,Sean,ia belum datang,kursinya masih kosong.Kemana dia?

“Permisi.” Tiba-tiba suara itu datang dari arah pintu.Saat kulihat siapa itu,ternyata Sean.Dia baru saja datang.Setelah minta maaf pada guru pelajaran pertama kami,ia segera berjalan menuju bangkunya.Aku tersenyum senang.Lalu pelajaran pertama dimulai.Dimulai dengan pelajaran Sejarah,salah satu pelajaran kesukaanku.Hari ini kami membahas tentang kemerdekaan Indonesia.

“Ada yang tahu apa itu naskah Proklamasi otentik?” tanya Bu Wida.

“Saya,Bu!” ucapku mengkat tangan,namun ternyata ada suara lain..aku menoleh ke belakang dan aku melihat Sean juga mengangkat tangannya.Ia tersenyum,kami cukup lama saling menatap.

“Baiklah,Yuna!” seru Bu Wida.Aku tersadar dan tersenyum senang,aku berdiri dari bangkuku lalu mulai menjawab.

“Naskah Proklamasi otentik itu adalah naskah Proklamasi yang sudah diketik dan ditandatangani oleh Ir.Soekarno Hatta.” Jawabku.Lalu semuanya bertepuk tangan,haha tidak penting sekali.Bu Wida tersenyum dan bilang bahwa jawabanku benar,lalu aku kembali duduk,saat aku menoleh untuk melihat Sean,ia berbisik.
Kau menang hari ini.” Ucapnya tersenyum.Aku membalasnya dengan senyuman,lalu Bu Wida mulai menjelaskan tentang kemerdekaan Indonesia.Aku mulai menikmati.Sejarah memang selalu bisa kunikmati.Bukan matematika,yang selalu membuatku pusing.

La~la~la~

Jam pertama pun dimulai.Ini waktunya istirahat,aku melangkah keluar kelas dan tiba-tiba saja hujan turun.Kali ini gerimis,sungguh indah.Aku berdiam di tembok penyangga depan kelas.Aku memandang ke lantai bawah,ada lapangan,taman beserta air mancur,dan murid-murid lain yang berlalu lalang.Aku tersenyum senang.Hari ini dimulai dengan sangat baik.Terimakasih Tuhan.

Saat aku sedang menatap hujan,seseorang datang menghampiriku,berdiri disampingku.Aku menoleh dan kutemukan Sean tengah menatapku.Aku cukup terkejut.

“Sean.Mengagetkan saja.” Ucapku.Ia tersenyum.

“Benarkah?Itu salahmu sendiri.Menatap hujan sampai sebegitunya.Baru lihat hujan ya?” tanyanya cekikikan.Aku memasang wajah cemberut.

“Biar saja.Dengan menatap hujan aku merasa nyaman.” Jawabku kembali menatap hujan.

“Benarkah?Bagaimana bisa?” tanyanya.

“Aku bisa,dengan caraku.” Jawabku tersenyum bangga.

“Ngg?Aku gak ngerti.” Balasnya.Aku terkikik.

“Aku suka hujan.” Ucapku.Ia menoleh lagi.

“Kenapa?Apa yang membuat hujan tampak istimewa bagimu?” tanyanya,menatapku,menunggu jawabanku.

“Mmm..baiklah akan aku jawab.Saat hujan turun,karena gemericik airnya yang menyentuh tanah,bau basah tanah yang terkena hujan,butir-butir hujan yang menyentuh dedaunan,jendela yang terkena embun,dengan begitu kita dapan menulis atau menggambar apapun di jendela itu,butir-butir hujan yang menyentuh tangan dan wajahku..” jawabku tertahan.Aku tersenyum menatap hujan yang perlahan turun,lalu berkata,”Aku merasa nyaman saat hujan turun,ia seperti menemaniku..”

Prok!Prok!Prok!Tiba-tiba Sean bertepuk tangan,ia tersenyum lalu tertawa kecil.Aku membisu,ia sungguh tampan.Aku belum pernah melihat Sean tertawa dan tersenyum seperti itu,ia tampak lebih bahagia dan lepas.Lalu ia berhenti tepuk tangan.

“Hei,Yuna!Kau baik-baik saja?” tanya Sean membuatku tersadar dari lamunanku.Aku menunduk,aku gugup sekali.

“Yuna?” panggil Sean.

“Aku tidak,apa-apa..” jawabku.Lalu ia meluruskan tangannya ke depan.Butir-butir hujan menyentuh kedua tangannya.Ia tersenyum lalu kembali menatapku.

“Bukankah ini kesukaanmu?” tanyanya.Aku mengangguk lalu aku juga membiarkan kedua tanganku tersentuh butir-butir hujan yang sejuk.Kami berdua tertawa.Ada rasa bahagia yang begitu membuncah.Jujur,aku belum pernah se-bahagia ini.Apalagi bahagia bersama orang yang aku kagumi.

La~la~la~

Semenjak bertemu di depan sekolah,mm sebenarnya kami sering bertemu di kelas,tapi baru kali ini kami berkomunikasi.Biasanya kami saling bicara jika ada perlu saja,semacam tugas.Aku dan Sean menjadi semakin akrab,selain sering mengobrol di sekolah,kami sering bertukar pesan.Membahas apapun yang kami sukai,tertawa,tersenyum,dan pernah kami berdebat hingga kami bermusuhan selama 15 jam.Debat kami pun terkadang membuatku menangis.Namun,kami selalu berdamai pada akhirnya dan tertawa saat mengenang permusuhan kami yang konyol itu.

Sean sering membantuku dalam mengerjakan tugas.Dia sangat pintar Matematika,ia sering mengajariku jika ada yang sulit.Ia tak pernah keberatan,ia bilang ia justru sangat senang kalau aku memintanya untuk mengajariku.
Semenjak ada dirinya,hari-hariku terasa lebih berwarna.Aku jadi sering tersenyum dan tertawa.Lambat laun,aku sadari bahwa aku memiliki perasaan lain padanya.Bukan hanya kagum,namun..ada perasaan yang berwarna merah jambu,dan perasaan itu kini mendiamiku.Apa harus ku sebutkan nama perasaan itu?Hmm..ya,tidak,ya,tidak,ya,tidak..BAIKLAH!Perasaan cinta.

Aku seringkali curhat padanya tentang perasaanku.Aku bilang,aku menyukai seseorang dan aku tak bisa melupakannya.Padahal orang itu dia.Lucu sekali.Tapi,rasanya lega.Dia begitu baik mau mendengar curhatku,kadang dia pun memberikan saran-saran untukku.Aku senang sekali.Tak penting ia suka juga padaku atau tidak,yang terpenting adalah kini ia disampingku,cukup begitu saja.

Oh,ya.Kami pun sering membicarakan hujan.Karena aku,dia jadi ketularan suka hujan.Kadang kita saling memberitahu kalau hujan turun.Senangnyaaaa..

La~la~la

Malam ini,perasaanku tidak enak.Bukan karena habis ujian,ya aku baru saja menyelesaikan ujian hari ini.Perasaan tidak enak itu muncul dari Sean.Ya,dari sore tadi aku mengiriminya sms,tapi tak ada balasan.Isinya ringan,tentang ujian kami seminggu ini.Sampai malam ini,tak ada balasan juga.Apa dia tidak ada pulsa?Ah,tidak biasanya seperti ini.Lalu aku mencoba menelfonnya,hanya untuk miss call.

Tut..tut…tut.Klik.Dimatikan.Aku mencobanya lagi,dan handphoenya tidak aktif.Sean?

Deg..deg..deg.Jantungku berdegup.Perasaan tidak enak itu semakin menghantuiku.Ada apa ini?Sean,kau dimana?Jawablah,kumohon..

Aku pun mulai merindukannya.Saat kulihat jam dinding di kamarku.Pukul 03.00 pagi.Wauw,niat sekali ya aku menunggu balasan sms-nya?Kurang kerjaan,Yuna!Teriakku pada diri sendiri.Dan aku mulai menangis,air mata itu turun begitu saja.Ada rasa sakit disini,dihatiku.

La~la~la

Esok harinya,aku bertekad untuk menanyakan langsung pada Sean mengapa ia tidak membalas sms-ku.Nah,itu dia!Dia sedang bersandar pada tembok penyangga di depan kelas.Tempat kami biasa mengobrol.

“Sean.” Panggilku.Ia menoleh,dan kaget saat melihatku.Dari wajahnya,ia sangat kaget.

“Kau kenapa?Seperti melihat hantu saja saat melihatku.” Tanyaku terkekeh.Dia diam,wajahnya dingin,menatapku tajam.Ada apa ini?

“Ada perlu apa?” tanyanya ketus.Seperti ada tombak yang menohok di hatiku.

“Mm..kenapa,kenapa kau tak membalas pesanku kemarin?Tidak ada pulsa ya?” tanyaku.

“Heuh.Ckck.” balasnya seperti kesal lalu membuang muka.
Hanya itu?Hanya itu keperluanmu?” tanyanya semakin ketus.Mataku mulai berkaca-kaca,kutarik napasku dalam-dalam.Siapa dia?Apa dia Sean yang kukenal se-tahun ini?Apa yang terjadi padanya?Siapapun tolong katakana padaku bahwa dia bukan Sean!!!

“Apa maksudmu?” tanyaku tak percaya.

“Baiklah,agar kau puas.Aku sengaja tak membalas pesanmu.” Jawabnya dengan nada yang sangat mengiris hatiku.Aku beku,aku diam,dan aku mulai menangis,di hadapannya.Aku tak bisa berkata-kata lagi.Apa benar yang kini berada di hadapanku adalah Sean?Sean tidak se-dingin ini.Sean yang kukenal,penuh senyuman.

“Dan satu hal lagi,jangan menelfonku lagi.Aku sibuk.” Ucapnya lalu pergi begitu saja.Air mataku terus mengalir.Benarkah Sean sudah pergi?Meninggalkanku dengan perasaan jijik?Hatiku hancur.Benar-benar hancur kali ini.

La~la~la

Sudah sebulan semenjak kejadian itu.Aku masih saja merindukannya.Aku tak bisa melupakannya.Setiap malam aku meringkuk di kamarku,penuh air mata dan rasa tak percaya.AKu masih tak percaya dengan apa yang terjadi.Hatiku terus memanggilnya.Dimana Sean?Dimana dia?

Sudah sebulan juga aku tak tahu kabarnya,tak mengobrol dengannya.Mungkin,mendengar namaku saja ia enggan.Aku tak bisa melupakannya.Setiap detik,aku berharap handphoneku akan berbunyi dan aku mendapat pesan darinya.

Sean pasti punya alasan atas sikapnya.Tapi,apa alasan itu?Aku tak tahu.Aku sungguh ingin tahu,tapi tak mungkin aku menanyakannya pada Sean.Dia mungkin akan mengusirku,atau dia berpura-pura tak melihat atau mendengarku.

Aku merasa payah.Nangis tiap malam.Melakukan hal bodoh,diam di kamar,menyia-nyiakan waktu hanya dengan memikirkan Sean,dan yang lainnya.

Aku sungguh merindukan Sean.

Aku merindukanmu.

Aku membutuhkanmu.

Aku ingin kau bicara padaku lagi.

Aku ingin..


La~la~la~

Satu tahun setelah aku pindah sekolah.Sekarang aku berada di pinggir jalan dekat rumahku,sekedar lari sore.Hari ini hujan,aku tersenyum.Sean.Apa kabar dia?Perasaan itu masih ada,sedikit.Tidak sebesar dulu.Aku sadar,buat apa sih bicara tentang cinta untuk sekarang ini?Aku masih sekolah,seharusnya aku bisa fokus pada sekolahku dulu.Urusan cinta,masih jauuuuuuh.Sekarang,aku hanya perlu mencari banyak teman,meraih mimpiku,dan kembali tersenyum menikmati hidup yang hanya satu kali.

Aku berhenti dan berteduh di sebuah halte.Lalu menatap ribuan butir hujan itu dengan senyuman.
Dddrrrttt…drrrtt…Oh it's another rainy day….another excuse for me to hide away…fog on the window I write your name….

Handphoneku berdering.Aku mengambilnya dari saku jaket yang kupakai.Saat kulihat,ada satu pesan.Nomor tak dikenal,siapa ya?Lalu segera aku membuka pesan itu dan membacanya.

Apa kabar?semoga kau baik-baik saja.
Dan maaf.

Aku mengerutkan dahiku.Bingung.Siapa ini?Apa yang dia katakan?Kenapa orang ini meminta maaf padaku?Kenal saja tidak.Tapi,kenapa jantungku berdegup dengan kencang?Apa ini…Ah,tidak mungkin.Mana bisa pengirim sms ini adalah Sean?Bukankah dia sudah benci padaku?

Hmm..masalah benci.Sampai saat ini aku tak tahu alasan kenapa Sean membenciku.Aku tahu saja ia membenciku,buktinya..perubahan sikapnya waktu itu.Ah,cukup.Aku tak mau membahasnya lagi.Itu hanya masa lalu yang sekarang hanya bisa aku kenang.

Lalu,ku ambil headset dari saku jaketku yang satunya,kupasangkan pada handphoneku,setelah terpasang,aku menyalakan music player-nya.Ku masukkan handphoneku ke saku,kupasang headset pada kedua telingaku.Terdengar lagu favoritku,Plain White T’s-Rainy Day.Lalu aku berlari menembus hujan,rasanya menyenangkan dan nyaman.Hujan selalu ada untukku.

Oh it's another rainy day,
Another excuse for me to hide away,
Fog on the window I write your name,
Oh it's another rainy day.
Outside a cloud is forming,
In my heart the rain is pouring down, endlessly
The sky is gray Just like me,just like me.
Oh its another rainy day
The sun isn't out to scare the dark away
Step outside to try to wash you away,
Oh its another rainy day,
Outside a cloud is forming,
In my heart the rain is pouring down, endlessly
The sky is gray Just like me,
All my tears Flood the streets,
The sky is gray just like me, just like me.
Well its cold & its gloomy,
What are you doing to me?
is the storm ever breaking
If Only you could make it stop raining
Outside a cloud is forming,
In my heart the rain is pouring down, endlessly
The sky is gray Just like me
All my tears flood the streets
the sky is gray just like me, just like me.
Oh its another rainy day, just like me.
Just like Oh its another rainy day...




- Ini dari kisah nyata lho :') 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 17 Juli 2011

Rainy Days

Tepat pukul 13.00 siang lonceng berbunyi,aku dan teman-teman yang lain langsung membereskan beberapa buku dan perlatan tulis yang ada di meja kami.Setelah mengucapkan salam pada guru,kami semua bergegas menuju pintu keluar.Waktunya kembali ke rumah.Setelah keluar dari kelas,aku diam di depan kelas,aku menunggu seseorang,teman pulang bareng.

“Yuna!” Nah,itu dia.Kini dia berjalan menghampiriku melewati kerumunan anak lainnya.

“Yuna,kamu pulang duluan saja.Aku masih ada urusan di sekolah,aku harus ke ruang guru.” Ucapnya.Oh,aku cukup kecewa.Biasanya kami selalu pulang bersama,tidak seru rasanya tanpa teman ngobrol kalau pulang sekolah.

“Aku bisa menunggu.” Tawarku.

“Tidak usah,aku disini sampai jam dua,pasti kau akan bosan.” Jawabnya.Aku berpikir sebentar lalu mengangguk mengerti.

“Baiklah,aku pulang ya!” pamitku.Lalu setelah itu aku berjalan sendirian menuruni tangga,melewati koridor sekolah,saat menuju gerbang tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.Ah,kenapa tiba-tiba sekali?Menyebalkan,mana aku tidak bawa payung!

Akhirnya,terpaksa aku menunggu di depan sekolah,di dekat pos satpam.Banyak juga yang menunggu sepertiku.Hujan kali ini memang tak terduga.Aku menghela napas,sudah pulang sendirian,dicegat hujan pula?Oh,Tuhan..

Bukannya mereda,hujan malah semakin deras.Katanya,kalau hujan berarti awan menangis ya?Haha entah darimana aku dapat berkata seperti itu.

Aku memang suka hujan,tapi entah kenapa hari ini tak seperti itu.Mungkin karena aku lagi badmood?Entahlah.

“Hei,kau.” Seru seseorang dari sampingku,suara laki-laki.Siapa?Aku menoleh pelan dan DEG!Itu Sean!Teman kelasku,sekretaris kelasku,dan orang yang ku kagumi.Bukannya tadi dia sudah pulang?Ah,kenapa pula ia memanggilku?Jantungku sudah berdegup tak karuan.Aku hanya diam,sedang dia semakin menghampiriku.Lalu berhenti tepat disampingku,aku menoleh lagi,ia tersenyum.

“Kau ini…Yuna kan?” tanyanya.

“Ya.” Jawabku gugup.Ia tertawa kecil.

“Kau kenapa?” tanyanya lagi.

“Hah?Gak,gak kenapa-kenapa kok.” Jawabku.Ia tertawa lagi.Terus saja tertawa,aku senang melihatnya.

“Kau mengenalku kan?” tanyanya.

“Iya,tentu saja.” Jawabku mencoba tersenyum,tapi bibirku masih tegang karena gugup.

“Hmm baguslah.Kau tidak pulang?” tanyanya.

“Kau tidak lihat?Ini kan sedang hujan,aku tidak bawa payung.” Jawabku.Dia mengangguk-angguk.

“Oh.” Jawabnya.Apa?Oh?Singkat sekali!Jawaban ‘oh’ saja memang menyakitkan ya..

“Kau sendiri?” tanyaku.Ia menoleh lalu tersenyum.

“Sama.Hujan.” jawabnya.Kini giliran aku yang mengangguk-angguk.

Suasana hening,tak ada yang bicara diantara kami.Kecuali orang-orang yang di sekitar kami.Bagiku,kini yang kudengar hanya bunyi gemericik air hujan.Menyenangkan,akhirnya aku bisa kembali pada diriku yang sebelumnya,pengagum hujan.Jadi,aku sudah tidak kesal lagi harus menunggu disini,apalagi ditemani orang yang aku kagumi.Sean.

“Kau mau pulang?” tanyanya mengejutkanku,lalu aku menoleh.Di tangan kanannya kini,ia sudah memegang sebuah payung lipat berwarna biru tua.Aku kaget bukan main.

“Kau,bawa,payung?!” pekikku.Ia tampak kebingungan.

"Ya.Memangnya kenapa?Kenapa kaget seperti itu?” tanyanya.Aku mengusap wajahku.

“Ya ampun,Sean.Kalau kau bawa payung,kenapa tidak pulang daritadi?” tanyaku.

“Tadi aku belum mau pulang.” Jawabnya polos.

“Apa?Hah,terserah kau saja.” Balasku.

“Kau mau ikut?” tanyanya.Aku menoleh kaget.Apa ini sungguhan?Atau aku hanya terlena terbawa gemericik air hujan?Tidak,tidak,ini nyata.Kini aku masih menatap Sean,dan dia nyata.Bukan khayalanku.

“Mau tidak?Daripada nanti hujannya tambah deras.Kau pulang naik apa?” tanyanya lagi meleburkan lamunanku.

"Ah?Ya,aku naik bus,di halte ujung sana.” Jawabku menunjuk arah sebelah kanan.Dia mengangguk,lalu membuka payungnya dan menyuruhku masuk.

“Ayo!” ajaknya.Aku melangkah saja mendekatinya,lalu kami jalan berdampingan dibawah satu payung.Apakah ini tidak romantic?Bagiku iya,tapi apa Sean juga merasakannya?AKu tak tahu.

“Romantis ya.Haha.” celetuknya tertawa.

“Apa?” tanyaku kaget.Apa dia baru saja bilang romantic?

“Apa?Maksudmu?” tanya Sean menatapku lalu sedetik kemudian membuang muka.Haha,dia lucu sekali.

“Oh,tidak jadi.” Jawabku.Dan kami terus berjalan menuju halte,setelah percakapan tadi suasana hening.Kini aku hanya mendengar gemericik air hujan.Yang semakin lama semakin menenangkan hatiku yang tak karuan.Aku berada disamping Sean!Dia mengantarkanku!

Setelah sampai di halte,Sean tetap berdiri disampingku.Aku bingung sekali.

“Kau tidak pulang?” tanyaku.

“Aku menunggu bus juga.” Jawabnya.

“Kau?Bus warna apa?” tanyaku.
“Merah.” Jawabnya.Ah,tidak sama denganku.

“Aku biru.” Jawabku tanpa diminta.Saat aku menoleh ke arahnya,ia hanya tersenyum.Tak lama bus jurusanku datang.Aku menatap Sean lalu pamit.

“Sampai jumpa.Hati-hati!” serunya saat aku menaiki tangga naik bus.Aku menoleh dan tersenyum.Aku memilih duduk di bagian tengah,tempat yang dekat dengan jendela.Saat bus mulai berjalan,aku melambaikan tangan pada Sean.Ia tersenyum sambil membalas lambaian tanganku.Lalu bus semakin melaju dan aku tak dapat melihatnya lagi.Aku bahagia sekali.

La~la~la~

Keesokan harinya,aku melangkah penuh senyuman menuju kelas.Hari ini aku merasa sangat bahagia.Seperti ada sesuatu yang tiba-tiba menyulut api semangatku.Mungkinkah Sean?Mungkin saja.Sejak kemarin,aku tak bisa melupakannya.Apalagi kejadian kemarin.Akan kuingat selamanya.

Setelah sampai di kelas,lonceng tanda masuk pun berbunyi.Semua teman kelas yang berada di luar langsung bergegas masuk,menempati kursi mereka masing-masing.Semuanya duduk manis.Dan guru pun telah datang.Mataku mencari sosoknya,Sean,ia belum datang,kursinya masih kosong.Kemana dia?

“Permisi.” Tiba-tiba suara itu datang dari arah pintu.Saat kulihat siapa itu,ternyata Sean.Dia baru saja datang.Setelah minta maaf pada guru pelajaran pertama kami,ia segera berjalan menuju bangkunya.Aku tersenyum senang.Lalu pelajaran pertama dimulai.Dimulai dengan pelajaran Sejarah,salah satu pelajaran kesukaanku.Hari ini kami membahas tentang kemerdekaan Indonesia.

“Ada yang tahu apa itu naskah Proklamasi otentik?” tanya Bu Wida.

“Saya,Bu!” ucapku mengkat tangan,namun ternyata ada suara lain..aku menoleh ke belakang dan aku melihat Sean juga mengangkat tangannya.Ia tersenyum,kami cukup lama saling menatap.

“Baiklah,Yuna!” seru Bu Wida.Aku tersadar dan tersenyum senang,aku berdiri dari bangkuku lalu mulai menjawab.

“Naskah Proklamasi otentik itu adalah naskah Proklamasi yang sudah diketik dan ditandatangani oleh Ir.Soekarno Hatta.” Jawabku.Lalu semuanya bertepuk tangan,haha tidak penting sekali.Bu Wida tersenyum dan bilang bahwa jawabanku benar,lalu aku kembali duduk,saat aku menoleh untuk melihat Sean,ia berbisik.
Kau menang hari ini.” Ucapnya tersenyum.Aku membalasnya dengan senyuman,lalu Bu Wida mulai menjelaskan tentang kemerdekaan Indonesia.Aku mulai menikmati.Sejarah memang selalu bisa kunikmati.Bukan matematika,yang selalu membuatku pusing.

La~la~la~

Jam pertama pun dimulai.Ini waktunya istirahat,aku melangkah keluar kelas dan tiba-tiba saja hujan turun.Kali ini gerimis,sungguh indah.Aku berdiam di tembok penyangga depan kelas.Aku memandang ke lantai bawah,ada lapangan,taman beserta air mancur,dan murid-murid lain yang berlalu lalang.Aku tersenyum senang.Hari ini dimulai dengan sangat baik.Terimakasih Tuhan.

Saat aku sedang menatap hujan,seseorang datang menghampiriku,berdiri disampingku.Aku menoleh dan kutemukan Sean tengah menatapku.Aku cukup terkejut.

“Sean.Mengagetkan saja.” Ucapku.Ia tersenyum.

“Benarkah?Itu salahmu sendiri.Menatap hujan sampai sebegitunya.Baru lihat hujan ya?” tanyanya cekikikan.Aku memasang wajah cemberut.

“Biar saja.Dengan menatap hujan aku merasa nyaman.” Jawabku kembali menatap hujan.

“Benarkah?Bagaimana bisa?” tanyanya.

“Aku bisa,dengan caraku.” Jawabku tersenyum bangga.

“Ngg?Aku gak ngerti.” Balasnya.Aku terkikik.

“Aku suka hujan.” Ucapku.Ia menoleh lagi.

“Kenapa?Apa yang membuat hujan tampak istimewa bagimu?” tanyanya,menatapku,menunggu jawabanku.

“Mmm..baiklah akan aku jawab.Saat hujan turun,karena gemericik airnya yang menyentuh tanah,bau basah tanah yang terkena hujan,butir-butir hujan yang menyentuh dedaunan,jendela yang terkena embun,dengan begitu kita dapan menulis atau menggambar apapun di jendela itu,butir-butir hujan yang menyentuh tangan dan wajahku..” jawabku tertahan.Aku tersenyum menatap hujan yang perlahan turun,lalu berkata,”Aku merasa nyaman saat hujan turun,ia seperti menemaniku..”

Prok!Prok!Prok!Tiba-tiba Sean bertepuk tangan,ia tersenyum lalu tertawa kecil.Aku membisu,ia sungguh tampan.Aku belum pernah melihat Sean tertawa dan tersenyum seperti itu,ia tampak lebih bahagia dan lepas.Lalu ia berhenti tepuk tangan.

“Hei,Yuna!Kau baik-baik saja?” tanya Sean membuatku tersadar dari lamunanku.Aku menunduk,aku gugup sekali.

“Yuna?” panggil Sean.

“Aku tidak,apa-apa..” jawabku.Lalu ia meluruskan tangannya ke depan.Butir-butir hujan menyentuh kedua tangannya.Ia tersenyum lalu kembali menatapku.

“Bukankah ini kesukaanmu?” tanyanya.Aku mengangguk lalu aku juga membiarkan kedua tanganku tersentuh butir-butir hujan yang sejuk.Kami berdua tertawa.Ada rasa bahagia yang begitu membuncah.Jujur,aku belum pernah se-bahagia ini.Apalagi bahagia bersama orang yang aku kagumi.

La~la~la~

Semenjak bertemu di depan sekolah,mm sebenarnya kami sering bertemu di kelas,tapi baru kali ini kami berkomunikasi.Biasanya kami saling bicara jika ada perlu saja,semacam tugas.Aku dan Sean menjadi semakin akrab,selain sering mengobrol di sekolah,kami sering bertukar pesan.Membahas apapun yang kami sukai,tertawa,tersenyum,dan pernah kami berdebat hingga kami bermusuhan selama 15 jam.Debat kami pun terkadang membuatku menangis.Namun,kami selalu berdamai pada akhirnya dan tertawa saat mengenang permusuhan kami yang konyol itu.

Sean sering membantuku dalam mengerjakan tugas.Dia sangat pintar Matematika,ia sering mengajariku jika ada yang sulit.Ia tak pernah keberatan,ia bilang ia justru sangat senang kalau aku memintanya untuk mengajariku.
Semenjak ada dirinya,hari-hariku terasa lebih berwarna.Aku jadi sering tersenyum dan tertawa.Lambat laun,aku sadari bahwa aku memiliki perasaan lain padanya.Bukan hanya kagum,namun..ada perasaan yang berwarna merah jambu,dan perasaan itu kini mendiamiku.Apa harus ku sebutkan nama perasaan itu?Hmm..ya,tidak,ya,tidak,ya,tidak..BAIKLAH!Perasaan cinta.

Aku seringkali curhat padanya tentang perasaanku.Aku bilang,aku menyukai seseorang dan aku tak bisa melupakannya.Padahal orang itu dia.Lucu sekali.Tapi,rasanya lega.Dia begitu baik mau mendengar curhatku,kadang dia pun memberikan saran-saran untukku.Aku senang sekali.Tak penting ia suka juga padaku atau tidak,yang terpenting adalah kini ia disampingku,cukup begitu saja.

Oh,ya.Kami pun sering membicarakan hujan.Karena aku,dia jadi ketularan suka hujan.Kadang kita saling memberitahu kalau hujan turun.Senangnyaaaa..

La~la~la

Malam ini,perasaanku tidak enak.Bukan karena habis ujian,ya aku baru saja menyelesaikan ujian hari ini.Perasaan tidak enak itu muncul dari Sean.Ya,dari sore tadi aku mengiriminya sms,tapi tak ada balasan.Isinya ringan,tentang ujian kami seminggu ini.Sampai malam ini,tak ada balasan juga.Apa dia tidak ada pulsa?Ah,tidak biasanya seperti ini.Lalu aku mencoba menelfonnya,hanya untuk miss call.

Tut..tut…tut.Klik.Dimatikan.Aku mencobanya lagi,dan handphoenya tidak aktif.Sean?

Deg..deg..deg.Jantungku berdegup.Perasaan tidak enak itu semakin menghantuiku.Ada apa ini?Sean,kau dimana?Jawablah,kumohon..

Aku pun mulai merindukannya.Saat kulihat jam dinding di kamarku.Pukul 03.00 pagi.Wauw,niat sekali ya aku menunggu balasan sms-nya?Kurang kerjaan,Yuna!Teriakku pada diri sendiri.Dan aku mulai menangis,air mata itu turun begitu saja.Ada rasa sakit disini,dihatiku.

La~la~la

Esok harinya,aku bertekad untuk menanyakan langsung pada Sean mengapa ia tidak membalas sms-ku.Nah,itu dia!Dia sedang bersandar pada tembok penyangga di depan kelas.Tempat kami biasa mengobrol.

“Sean.” Panggilku.Ia menoleh,dan kaget saat melihatku.Dari wajahnya,ia sangat kaget.

“Kau kenapa?Seperti melihat hantu saja saat melihatku.” Tanyaku terkekeh.Dia diam,wajahnya dingin,menatapku tajam.Ada apa ini?

“Ada perlu apa?” tanyanya ketus.Seperti ada tombak yang menohok di hatiku.

“Mm..kenapa,kenapa kau tak membalas pesanku kemarin?Tidak ada pulsa ya?” tanyaku.

“Heuh.Ckck.” balasnya seperti kesal lalu membuang muka.
Hanya itu?Hanya itu keperluanmu?” tanyanya semakin ketus.Mataku mulai berkaca-kaca,kutarik napasku dalam-dalam.Siapa dia?Apa dia Sean yang kukenal se-tahun ini?Apa yang terjadi padanya?Siapapun tolong katakana padaku bahwa dia bukan Sean!!!

“Apa maksudmu?” tanyaku tak percaya.

“Baiklah,agar kau puas.Aku sengaja tak membalas pesanmu.” Jawabnya dengan nada yang sangat mengiris hatiku.Aku beku,aku diam,dan aku mulai menangis,di hadapannya.Aku tak bisa berkata-kata lagi.Apa benar yang kini berada di hadapanku adalah Sean?Sean tidak se-dingin ini.Sean yang kukenal,penuh senyuman.

“Dan satu hal lagi,jangan menelfonku lagi.Aku sibuk.” Ucapnya lalu pergi begitu saja.Air mataku terus mengalir.Benarkah Sean sudah pergi?Meninggalkanku dengan perasaan jijik?Hatiku hancur.Benar-benar hancur kali ini.

La~la~la

Sudah sebulan semenjak kejadian itu.Aku masih saja merindukannya.Aku tak bisa melupakannya.Setiap malam aku meringkuk di kamarku,penuh air mata dan rasa tak percaya.AKu masih tak percaya dengan apa yang terjadi.Hatiku terus memanggilnya.Dimana Sean?Dimana dia?

Sudah sebulan juga aku tak tahu kabarnya,tak mengobrol dengannya.Mungkin,mendengar namaku saja ia enggan.Aku tak bisa melupakannya.Setiap detik,aku berharap handphoneku akan berbunyi dan aku mendapat pesan darinya.

Sean pasti punya alasan atas sikapnya.Tapi,apa alasan itu?Aku tak tahu.Aku sungguh ingin tahu,tapi tak mungkin aku menanyakannya pada Sean.Dia mungkin akan mengusirku,atau dia berpura-pura tak melihat atau mendengarku.

Aku merasa payah.Nangis tiap malam.Melakukan hal bodoh,diam di kamar,menyia-nyiakan waktu hanya dengan memikirkan Sean,dan yang lainnya.

Aku sungguh merindukan Sean.

Aku merindukanmu.

Aku membutuhkanmu.

Aku ingin kau bicara padaku lagi.

Aku ingin..


La~la~la~

Satu tahun setelah aku pindah sekolah.Sekarang aku berada di pinggir jalan dekat rumahku,sekedar lari sore.Hari ini hujan,aku tersenyum.Sean.Apa kabar dia?Perasaan itu masih ada,sedikit.Tidak sebesar dulu.Aku sadar,buat apa sih bicara tentang cinta untuk sekarang ini?Aku masih sekolah,seharusnya aku bisa fokus pada sekolahku dulu.Urusan cinta,masih jauuuuuuh.Sekarang,aku hanya perlu mencari banyak teman,meraih mimpiku,dan kembali tersenyum menikmati hidup yang hanya satu kali.

Aku berhenti dan berteduh di sebuah halte.Lalu menatap ribuan butir hujan itu dengan senyuman.
Dddrrrttt…drrrtt…Oh it's another rainy day….another excuse for me to hide away…fog on the window I write your name….

Handphoneku berdering.Aku mengambilnya dari saku jaket yang kupakai.Saat kulihat,ada satu pesan.Nomor tak dikenal,siapa ya?Lalu segera aku membuka pesan itu dan membacanya.

Apa kabar?semoga kau baik-baik saja.
Dan maaf.

Aku mengerutkan dahiku.Bingung.Siapa ini?Apa yang dia katakan?Kenapa orang ini meminta maaf padaku?Kenal saja tidak.Tapi,kenapa jantungku berdegup dengan kencang?Apa ini…Ah,tidak mungkin.Mana bisa pengirim sms ini adalah Sean?Bukankah dia sudah benci padaku?

Hmm..masalah benci.Sampai saat ini aku tak tahu alasan kenapa Sean membenciku.Aku tahu saja ia membenciku,buktinya..perubahan sikapnya waktu itu.Ah,cukup.Aku tak mau membahasnya lagi.Itu hanya masa lalu yang sekarang hanya bisa aku kenang.

Lalu,ku ambil headset dari saku jaketku yang satunya,kupasangkan pada handphoneku,setelah terpasang,aku menyalakan music player-nya.Ku masukkan handphoneku ke saku,kupasang headset pada kedua telingaku.Terdengar lagu favoritku,Plain White T’s-Rainy Day.Lalu aku berlari menembus hujan,rasanya menyenangkan dan nyaman.Hujan selalu ada untukku.

Oh it's another rainy day,
Another excuse for me to hide away,
Fog on the window I write your name,
Oh it's another rainy day.
Outside a cloud is forming,
In my heart the rain is pouring down, endlessly
The sky is gray Just like me,just like me.
Oh its another rainy day
The sun isn't out to scare the dark away
Step outside to try to wash you away,
Oh its another rainy day,
Outside a cloud is forming,
In my heart the rain is pouring down, endlessly
The sky is gray Just like me,
All my tears Flood the streets,
The sky is gray just like me, just like me.
Well its cold & its gloomy,
What are you doing to me?
is the storm ever breaking
If Only you could make it stop raining
Outside a cloud is forming,
In my heart the rain is pouring down, endlessly
The sky is gray Just like me
All my tears flood the streets
the sky is gray just like me, just like me.
Oh its another rainy day, just like me.
Just like Oh its another rainy day...




- Ini dari kisah nyata lho :') 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar